Menyatu dengan ‘Bumi Cinta’

Muhammad Ayyas. Ya nama ini merupakan tokoh utama dalam Novel Habiburrahman El Shirazy yang berjudul Bumi Cinta ini. Sifat, perilaku, bagaimana cara dia belajar, menjaga iman dan islam serta bagaimana dia berpikir sangat menginspirasiku sebagai mahasiswa. Aku ingin belajar dari seorang tokoh dalam Novel ini. Ini adalah novel pertama karya adikarya novelis no. 1 di Indonesia yang aku pernah membaca tuntas. Meski mengagumi karya beliau yang lain melalui filmnya, yaitu Ketika Cinta Bertasbih 1 dan 2, tapi aku belum pernah membaca novelnya. (more…)

Maafkan Saya, Professor!

Iseng aku melihat blog lamaku yaitu http://alamenulis.wordpress.com, karena sudah tidak pernah diupdate dan seluruh isinya aku pindah ke rumah yang baru yaitu https://wahyualam.com akhirnya aku memutuskan untuk menghapus semua isi blog termasuk URL dan semua entek-enteknya. Dengan harapan robot google akan langsung meradar di rumah baru ini, tanpa mampir rumah lama.

Setelah dihapus, ada permintaan untuk cek imel agar bisa menghapus secara permanen alamenulis.wordpress.com. Tanpa kesalahan aku langsung klik URL yang digunakan untuk menghapus rumah lama beserta semua isinya secara permanen. Untuk meyakinkan apakah sudah dihapus atau belum, aku mencoba memasukkan URL alamenulis.wordpress.com di address bar mozilla firefoxku, ternyata sudah tidak tersisa apapun, yang ada hanya tulisan “alamenulis.wordpress.com is longer available – The authors have deleted this blog“. Proses penghapusan berjalan sempurna dan telah selesai.

Aku kembali ke halaman inbox imel, aku buka beberepa pemberitahuan komentar baru di berbagai blog ‘peliharaan’ku, aku iseng membuka salah satu komentar yang tertuju untuk tulisanku di blog lama yang berjudul Wejangan Prof. Pitoyo Hartono di Universitas Trunojoyo, betapa kagetnya aku ketika melihat nama dan imel komentator yang tertulis dalam pemberitahuan di inbox imelku itu adalah sebuah komentar dari Professor Pitoyo Hartono yang aku ceritakan panjang lebar di postingan tersebut (more…)

Buber bersama Konjen USA Surabaya

Undangan khusus

Sore itu, aku berangkat agak siang untuk menghadiri sebuah undangan super spesial yang hadir dari Konjen USA Surabaya. Setelah berliuk-liuk gagah di jantung kota Surabaya aku tiba di Kantor Konsul Jenderal. Penjagaan sangat ketat, ada polisi dan petugas keamanan khusus Konjen. Sebuah logo bertuliskan US Consulte General Surabaya-Indonesia menempel cantik di dinding pagar tinggi yang menghalangi mataku yang ingin melihat gedung Konsul. Setelah berangan sok jadi tamu penting, aku beranikan diri untuk bertanya ke petugas dengan seragam khusus mirip FBI di film-film itu, akhirnya aku harus menanggung malu karena salah tempat, lokasi yang dijadikan tempat buka puasa bersama adalah di kediamannya Ibu Kristen F. Baeur di Jl. Untung Suropati No.56 bukan di kantornya. Sambil menahan rasa sesak malu di dada, aku berangkat menuju kediamannya Ibu yang pernah datang ke acara Blogshop Pesta Blogger di Madura 2010 silam itu.

photo
Pemeriksaan sebelum memasuki kediaman Konjen

Kediamannya ternyata tidak jauh dari kantornya. Kediamannya berada di sebuah kompleks yang cukup rindang, sangat nyaman (more…)

Buber dengan 4 Keluarga

Benar kata orang, bulan Ramadhan merupakan bulan penuh berkah. Tidak terkecuali bagi diriku sendiri. Beruntun dalam empat hari aku bisa bersilahturahmi dengan empat keluarga yang berbeda. Silahturahmi kali ini berbeda dengan karena diselingin buka bersama. Sebuah acara wajib bagi semua orang ketika memasuki bulan puasa. Suasana buber Warga Labsi Setelah Read more…

Nyareh Malem asareng Plat-M

Hari itu terlihat ada yang berbeda di PP Al-Hikam, Burneh, Bangkalan. Biasanya kalau bulan Ramadhan seperti ini suasana pondok sepi karena ditinggal santrinya pulang kampung. Sekarang nampak beberapa motor dan mobil terlihat berjejer rapi di halaman masjid Pondok. Spanduk bertuliskan Selamat Datang peserta NgabuburIT berkibar tersapu angin sepoi-sepoi siang hari menandakan ada sebuah acara di Pondok yang dikelilingi sawah ini. (more…)

Janji untuk Negeri

66 tahun sudah umur rumah kita bersama yang bernama Indonesia, apa yang sudah kita berikan terhadap bumi pertiwi ini?, mungkin selama ini kita isi kemerdekaan dengan bermalas-malasan di kasur empuk? Menghabiskan uang jajan dengan perbuatan sia-sia? Hari-hari lewat begitu saja tanpa sebuah arti serta makna? Mengeluh tentang kondisi lingkungan sekitar?. Kalau benar demikian masih pantaskah kita disebut warga negara Indonesia?

Apakah kita tidak malu dengan para pejuang yang rela mentaruhkan nyawanya demi kemerdakaan negeri ini, kita tidak (more…)