Company Visit ke Secom Taiwan

Published by ALAM on

wahyualam.com - Company Visit - Secom Taiwan

Di mata kuliah Technology Marketing, ada dua agenda company visit dalam satu semester. Sebelum midterm, kami berkunjung ke Systex. Setelah midterm, Secom Taiwan terpilih menjadi perusahaan yang dikunjungi.

Berbekal pengalaman company visit yang pertama, kami datang lebih awal. Agar kami tidak lagi telat. Saking semangatnya, kami datang 45 menit sebelum bis datang. Yes. 45 menit. Akibatnya kami terdampar di depan gedung college of management yang masih tertutup rapat. Gedung itu baru dibuka setelah beberapa pegawainya mulai berdatangan.

Kami bahkan datang lebih awal dari Will, asisten dosen mata kuliah Technology Marketing. Bis yang sudah disewa sudah menunggu di seberang jalan. Kami menjadi mahasiswa pertama yang masuk ke dalamnya. Kemudian dilanjutkan teman-teman yang lain dan Profesor Hsiao paling terakhir. Seperti biasa, semua mahasiswa memakai jas dan pakaian rapi, hanya aku dan Saide yang menggunakan batik. Bukan karena tidak mau beli jas, tetapi kami ingin membudayakan batik di dunia internasional. 🙂

Bis meluncur menyusuri jalanan Taipei.

Pak Sopir mambawa bis dengan begitu nyaman. Sehingga sukses membuat aku dan Saide tertidur pulas. Hingga sebuah tepukan di pundak mengagetkanku. Sudah sampai ternyata dan Profesor Hsiao ternyata yang menepuk pundakku. Duh, jadi ketahuan kalau aku tertidur. Jadi malu.

Kami sudah disambut seorang pegawai Secom Taiwan. Belakangan diketahui, pegawainya ini adalah lulusan NTNU dan juga mahasiswa dari Profesor Hsiao. Jadi reunian ceritanya ini.

Agak sulit menggambarkan suasana kantor Secom Taiwan secara mendetail. Kantornya didesain untuk memudahkan jika ada kunjungan. Setiap bagian dari gedung direncang utnuk melakukan demo layanan/produk yang mereka tawarkan.

Di dalam kantor ini terdapat empat lantai. Kami hanya boleh mengelilingi lantai pertama. Begitu kami masuk, seorang pegawai mengarahkan kami ke suatu ruangan. Terlihat sudah terisi beberapa deret kursi. Layar projector sudah menyala dan tas goodibag sudah tergeletak di atas kursi.

Ruangan ini tidak mempunyai pintu, melainkan berupa tembok modular yang bisa dikontrol dengan remote. Sehingga terlihat seperti dapat menutup dan membuka secara otomatis. Saat kami melangkah menuju ruangan, tembok modularnya bergerak, terbuka otomatis untuk menyambut kedatangan kami. Kesan canggih langsung tertancap melihatnya. Sedikit heran bagaimana tembok berbentuk oval bisa bergerak sendiri.

Serasa seperti berada di dunia lain. Lamunan kecanggihan gedung ini hilang saat ada sambutan dari perwakilan kantor.

IMG_20151124_094952

Sambutan berlangsung sebentar, setelah itu kami diajak mengelilingi setiap sudut gedung.

Secom Taiwan adalah perusahaan yang menyediakan layanan/jasa berkaitan dengan rumah cerdas. Hal utama yang menjadi perhatian mereka adalah keamanan dengan berbasiskan teknologi informasi dan komunikasi.

IMG_20151124_101913

Setidaknya ada sepuluh ruangan berbeda yang kami kunjungi. Mulai dari Cafe yang bisa memesan makanan dan minuman secara elektronik, face recognition untuk membuka pintu, berbagai teknik keamanan: untuk bank, museum, pagar rumah, proses industri, kebakaran, air minum, antisipasi gempa, kesehatan, kamar pintar, dapur pintar, parkir pintar, hingga taman pintar.

Kami melihat langsung lukisan yang disematkan sensor dan alarm. Jika ada seseorang yang berniat menyentuhnya, sebelum tangan menyentuh kain kanvas, alarm secara otomatis akan meraung-raung dan lampu merah berkedip-kedip di belakangan figura. Harapannya sistem ini dapat meminimalisir pencurian lukisan di museum.

IMG_20151124_095259

Selama mengelilingi kantor Secom, kami ditemai seorang pegawai cewek yang menjadi tour guide. Parasnya yang cantik membuat kami bersemangat mendengarkan setiap penjelasannya. Tapi tidak denganku, aku tidak bisa mengerti semua yang dia jelaskan. Dia menjelaskan dengan menggunakan bahasa Mandarin. Untuk mahasiswa internasional seperti aku, Saide dan kedua mahasiswi dari Luxemburg, kantor menyediakan penerjemah yang membuntuti kemanapun kami pergi.

Aku tertarik saat demo bagaimana mengontrol semua peralatan di rumah dengan bantuan iPad. Semua peralatan yang ada di ruang tamu, dapur hingga kamar tidur bisa dikontrol secara jarak jauh. Aku lihat sekilas semua dikontrol melalui aplikasi berbasis web. Sehingga sebenarnya juga dapat diakses melalui berbagai device: ponsel, tablet atau PC.

Kecanggihan peralatan di Secom sebenarnya pernah aku lihat di YouTube. Beberapa hal canggih yang berada di dalam video itu kini menjadi nyata. Bahkan semuanya sudah menjadi produk yang siap dilepas ke pasar.

Lebih jelas bisa melihat video di bawah ini, maaf masih amatir, ada beberapa bagian yang salah rekam.

Di akhir pertemuan, kami kembali ke ruangan pertama. Kami diberikan materi tentang bagaimana merancang strategi marketing untuk semua layanan/produk mereka.

Mereka menggunakan media offline dan online untuk mempromosikan layanan/produknya. Meski slide yang mereka tampilkan berbahasa Mandarin, penerjemah dengan siap siaga memberikan penjelasan dari belakang kami.

Facebook dan Youtube adalah media promosi online utama. Di Taiwan, media sosial seperti Twitter dan Instagram tidak terlalu populer. Untuk mobile messenger, LINE menjadi hal wajib jika ingin berbisnis di Taiwan, karena BBM dan WhatsApp tidak terlalu diminati .

Intinya, Secom memberikan pelajaran kepada kita, bahwa untuk merancang strategi marketing harus berdasarkan budaya yang berlaku di masyarakat setempat. Sehingga produk/layanan yang ditawarkan bisa diterima dengan baik.

Kunjungan seperti ini penting bagi mahasiswa. Karena ada yang mengatakan, melihat dan merasakan langsung itu lebih mudah diingat daripada membaca berlembar-lembar paper.

Jadi, kamu mau company visit kemana? Iya kamu!


ALAM

blogger and founder @plat_m, think about Indonesia, act in Madura, studying smart city, community developer, @limaura_'s husband | E: nurwahyualamsyah@gmail.com | LINE: @wahyualam

0 Comments

Berikan Komentar

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.