Dua Syarat Melihat Salju di Taiwan

Published by ALAM on

Salju yang sudah mencair

Salju yang sudah mencair

Taiwan akan mengalami musim dingin terburuk dalam 10 tahun terakhir. Entah harus bahagia atau sedih membaca berita itu. Bahagia karena akan turun salju, sedih karena belum puncaknya sudah dingin seperti ini. Setiap hari aku harus bersusah payah menembus dingin antara dormitory dan lab.

Jam tidur di musim dingin seperti ini berubah. Tubuh merasa nyaman bekerja setelah melewati tengah malam. Tak ada rasa ngantuk sekalipun. Mata masih menyala untuk mengerjakan satu per satu pekerjaan.

Lab menjadi tempat paling nyaman untuk berlindung dari dinginnya udara luar. Dorm tidak lagi bisa ditempati, udara dingin tidak bisa dibendung di kamar dorm. Selain itu, tidak adanya heater membuat penghuninya yang merupakan orang tropis tersiksa.

Hari Sabtu-Minggu (23-24/01) diperkirakan puncak musim dingin di Taiwan. Seminggu sebelumnya, salju sudah turun di beberapa titik di Taiwan. Negara ini memang ‘tidak kebagian’ salju. Berbeda dengan tetangganya: China dan Jepang.

Meski begitu. Aku belum tertarik untuk melihat salju. Hari Sabtu dan Minggu, hidupku hanya di kampus. Tubuhku berjuang menghadapi dinginnya cuaca bercampur hujan dan gelap sepanjang hari. Bahkan sholat Subuh menjadi lebih berat dari biasanya. Tak ada aktivitas yang bisa dilakukan setelah sholat Subuh kecuali bersembunyi di balik selimut. Tidur nyenyak!

Ada dua syarat untuk menikmati salju di Taiwan: pergi ke pegunungan dan cuaca harus hujan.

Jika tidak ke dataran tinggi, maka jangan harap ada salju. Begitu juga dengan cuaca. Pastikan berburu salju saat cuaca sedang hujan, jika tidak maka salju tak akan pernah terlihat.

Melihat prakiraan cuaca menjadi hal biasa di sini. Perkiraan cuaca di Taiwan bisa dikatakan akurat. Peran forecast di aplikasi Android, Windows dan juga Google sangat penting untuk melihat bagaimana cuaca seminggu ke depan.

Jika melihat grafik perkiraan cuaca, memang di hari Sabtu dan Minggu, grafiknya menurun hingga ke angka 4°C. Semakin menakutkan karena 11°C saja sudah gemetar tubuh ini. Mengigil.

Cuaca dingin dimanfaatkan beberapa warga Taiwan untuk pergi ke pegunungan. Berita-berita di televisi juga mengabarkan tentang situasi jalur transportasi menuju titik-titik salju di berbagai kota.

Bertahun-tahun, Taipei jarang ditemui salju. Berita tentang taman yang bernama Yangmingshan akan dihampiri salju menjadi headline di berbagai media di Taipei. Seontak, semuanya pergi ke taman terbesar di Taipei itu.

Bahkan beberapa teman mengajakku untuk pergi ke Yangmingshan pada hari Minggu. Aku masih ragu untuk pergi. Karena Senin ada agenda bertemu Profesor untuk konsultasi tesis. Jika Minggu pergi jalan-jalan, artinya tidak ada waktu untuk persiapan.

Yangmingshan adalah lokasi terdekat dari kampusku untuk melihat salju. Biasanya teman-teman harus pergi jauh ke kota Taichung hanya demi melihat salju. Mereka rela menerobos dinginnya cuaca dan padatnya lalu lintas menuju lokasi bersalju.

Facebook dan LINE ramai dengan satu topik: bertemu salju.

Memang hal satu ini menjadi sesuatu yang mahal bagi orang tropis sepertiku. Informasi salju menjadi viral, akhirnya aku tertarik untuk mengunjunginya. Tapi bukan minggu ini, mungkin minggu depan.


ALAM

blogger and founder @plat_m, think about Indonesia, act in Madura, studying smart city, community developer, @limaura_'s husband | E: nurwahyualamsyah@gmail.com | LINE: @wahyualam

1 Comment

Denny Pedrosa · November 6, 2018 at 17:11

Mas mau nanya, kalo dari Kaohsiung ke daerah pegunungan yang ada salju nya habis biaya berapa kira²? Makasih

Berikan Komentar

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.