Mengejar Matahari Pagi ke Bandara Soetta

Published by ALAM on

Matahari pagi terlihat samar dari dalam mobil

Akhirnya kelar sudah kegiatan selama lima hari di Jakarta. Sungguh menjadi kegiatan yang menyenangkan. Bertemu banyak orang, berkunjung ke tempat baru, hingga mendapatkan banyak pengalaman baru.

Tiga hari pertama aku mengikuti acara Writingthon yang digelar DIKTI. Aku terpilih menjadi 20 penulis yang diundang untuk menulis buku tentang Sungai Citarum. Kemudian dua hari kemudian ada kegiatan Forum Kepala Prodi Sistem Informasi se-Indonesia di UPH Tangerang.

Usai acara di UPH Tangerang, aku diajak Pak Tony untuk menginap di kamarnya yang sudah dipesan oleh salah satu perusahaan untuk beliau. Hotelnya berada di kawasan Setiabudi di Jakarta Selatan. Kami memesan transportasi online, lama sekali dapat drivernya. Selain itu, jika pun dapat, maka driver baru bisa sampai ke depan UPH sekitar 20-30 menit.

Kami habiskan waktu untuk diskusi ringan sambil makan malam di KFC.

Usai 30 menit ternyata Pak Sopir online men-cancel pesanan kami. Akhirnya pun kami memilih naik taksi ke kawasan Setiabudi. Hingga akhirnya malam terakhir di Jakarta, aku ‘nunut’ kamar Pak Tony Dwi Susanto untuk menunggu pagi.

Keesokan harinya, aku harus mengejar pagi ke Terminal 3 Bandara Soetta dengan jadwal penerbanganku jam 10:20. Bayang-bayang kemacetan pun sudah terbayang jelas ada di kepala. Apalagi posisiku di selatan, sedangkan bandara di utara.

Akhirya aku iseng mencari taksi yang bisa dipesan melalui aplikasi. Dari sekian banyak aplikasi, ngga tahu kenapa ya, aku suka aplikasinya Traveloka. Simpel dan prosesnya pun cepat. Aku iseng cari, ternyata ada pemesanan Golden Bird, masih satu layanan dengan Taksi Blue Bird. Kemudian aku lihat harganya tidak terlalu dengan tarif Taksi Blue Bird dari Tangerang ke Jakarta yang dibayar Pak Tony semalam. Selain itu, untuk melihat fitur lengkap pesan antar jemput bandara di sini.

Alasanku memilih Golden Bird sangat simpel: karena kepengen naik mobil yang agak tinggi. Karena aku selalu mabuk kalau naik mobil bermodel camry seperti kebanyakan taksi, mungkin karena posturku yang tinggi. Pokoknya beberapa kali pesan transportasi online, aku selalu meng-cancel jika dapat mobil kecil.

Di Golden Bird ini sebenarnya kita memilih mobil Avanza, Innova, Camry ataupun Alphard.
Karena pertimbangan biaya, aku pilih mobil yang paling murah yaitu Avanza.

Baru bangun tidur, aku sudah mendapatkan SMS dari supir kalau dia sudah ada di lobby. What a driver. Dia datang 30 menit dari permintaan yang aku tulis di aplikasi pemesanan. Akhirnya aku mempercepat persiapan, mempercepat sarapan, dan langsung berpamitan ke Pak Tony.

Dan taraaaaa…

Kondisi di dalam mobil Innova terbaru. Bersih dan kinclong!

Aku sangat beruntung. Mobil yang akan aku tumpangi adalah mobil Innova terbaru. Duh, betapa senangnya hatiku. Saat aku tanya ke bapak sopir kenapa mobilnya ganti, karena stok mobil yang ready pagi ini hanya Innova.

Pak Sopirnya pun cekatan membantuku menaikkan koper ke bagasi di belakang, meski sebenarnya aku tidak meminta bantuan secara langsung. Mobilnya bersih, kinclong, dan harus. Bukan karena memang baru, tetapi aku lihat sekilas Pak Sopir tadi membersihkan mobilnya sebelum aku naik.

Perjalanan yang sangat menyenangkan. Keadaan Jakarta pagi itu tidak terlalu ramai seperti biasanya. Apalagi ketika masuk tol, mobilnya terasa seperti terbang saja. Smooth sekali. Nyaris tidak terasa kalau mobil ini melewati banyak jalan yang bergelombang. Ini salah satu kehebatan Innova yang sudah terkenal sejak dulu. Dan ini merupakan kali pertama aku naik Innova seri terbaru, hingga terpikir kudu segera nabung untuk membeli mobil seri ini.

Saking enaknya, aku ngga banyak bicara dengan Pak Sopir, aku manfaatkan untuk tidur selama perjalanan. Hingga semburat matahari pagi membuatku bangun dan tiba-tiba sudah berada di pintu masuk Terminal 3. Ah, ternyata perjalanan pulang tak begitu menakutkan. Ini adalah keberuntungan keduaku hari ini.

Memang ya, selalu menyenangkan jika datang ke suatu tempat untuk pertama kalinya. Ini adalah kali pertama aku datang ke Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta. Pak Sopir dengan cekatan menurunkan beberapa koperku, dan mengucapkan terima kasih dengan tangan di dada. Aku ngga perlu bayar cash karena sudah bayar melalui aplikasi Traveloka tadi malam. Selain itu, pengalaman sopir Golden Bird ngga perlu diragukan lagi karena sudah terlatih dengan nama besar Blue Bird sebagai jaminannya.

Pengen ke bandara tapi pengen naik mobil besar, cobain deh pesan Golden Bird menggunakan Traveloka!

Categories: #ALAMelangkah

ALAM

blogger and founder @plat_m, think about Indonesia, act in Madura, studying smart city, community developer, @limaura_'s husband | E: nurwahyualamsyah@gmail.com | LINE: @wahyualam

1 Comment

Bisot · March 22, 2019 at 21:04

Aplikasi ini sangat membantu urusan terkait bandara, antar jemput jadi gak bingung musti nunggu driver, jenis kendaraannya pun sudah pasti jadi kota bisa prediksi muat atau enggaknya saat diperlukan

Leave a Reply to BisotCancel reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.