Secuil Keindahan Indonesia dari Malang #1

Published by ALAM on

Mas Wah mau ikut diklat warga lab? Masih ada 1 kursi kosong. Cuma bayar 50 rb Confirm please... Sebuah SMS masuk di ponsel hitamku. Kabar menarik dari Thoyik.

Waaah, bolehboleh kapan berangkat?, dengan cepat tanggap aku membalasnya.

Besok pagi jam 7, kumpul di depan rektorat, Ndeenggg! Seolah sebuah wajan besar menjatuhi kepalaku. Ada tawaran ikut diklat warga laboratorium teknik informatika ke Malang. Masalahnya terlalu mendadak. Sebenarnya rencana ini sudah tahu lebih dulu, tapi SMS dari Thoyik seperti terlalu cepat dan terkesan sangat mendadak. Ya sangat mendadak.

Perlu waktu untuk memutar-mutar jadwal pakai rumus skala prioritas. Kurang dari tiga menit aku putuskan untuk ikut dan mengorbankan beberapa aktivitas di hari Sabtu. Pesona Malang menggodaku untuk ikut, selain untuk mengakrabkan diri dengan teman-teman warga lab yang baru. Juga panorama dan keindahan Malang bergelayut indah melayang bebas di pikiranku sambil seolah belum percaya karena jadwal yang begitu mendadak ini.

Setelah packing, dan numpang Adik ke Kampus, aku berangkat dan bergabung dengan warga lab baru. Beberapa wajah terasa sangat asing. Tapi aku yakin, Malang akan mempersatukan warga lab baru dengan warga lab lama.

Sambutan dari kepala lab usai, doa selamat dari al-mukarrom Mastur, dengan sangat khusyu kami amini. Semua perlengkapan, tas, galon air, banner, printer, projector, dan semua perlengkapan digiring masuk ke bis bertuliskan Universitas Trunojoyo Madura. Semua sudah siap untuk meluncur ke Malang.

Roda bis berputar seolah ikut senang seperti hati para penumpangnya. Megahnya Jembatan Suramadu menyambut dua bis kampus menyusuri jalanan aspal Surabaya-Malang. Senyum, tawa, canda dilengkapi dengan beberapa snack membuka awal pengakraban diri. Aku berpindah ke belakang bis untuk sekadar ngobrol dengan teman-teman warga lab yang baru. Meski kebanyakan warga lab baru berada di bis 1.

Cuaca panas Madura dan Surabaya perlahan redup berganti sejuk mendekati dingin ketika kami memasuki kota Malang. Kota yang dikelilingi pegunungan. Ini adalah kedua kalinya aku ke Malang, sebelumnya atas undangan teman-teman blogger Malang (bloggerngalam) awal tahun lalu.

Jalanan yang dilewati berkelok-kelok, sampai ada beberapa kelokan tajam sehingga membuat penumpang bis takut. Karena kurang dari 2 meter ke arah samping adalah jurang yang begitu dalam. Dari atas rumah terlihat genteng rumah warga berjejeran. Rimbunan pohon seperti tidak menunjukkan bahwa ini adalah musim kemarau. Hijaunya pepohonan yang berjejer dan menjulang tinggi memberikan refreshing pada mata yang sudah terbiasa dengan debu dan panas ini. hanya ada satu kata yang ada di batinku. Indonesia ini indahnya ya?, secuil keindahannya terlihat dari kota Malang di timur pulau Jawa ini. Tidak lupa aku tulis di akun twitterku.


Prasasti bertuliskan Lembah Ngroto Cottage menyambut kedatangan dua bis rombongan dari Madura. Udara dingin seketika menyerbu kulit yang sudah biasa dengan panas Madura ini. Disekililing yang terlihat adalah undakan sawah dengan latar pegunungan yang berlapis-lapis. Kabut terlihat seperti menutupi rimbunan hijaunya pepohonan. Suara khas hutan menambah suasana pedesaan, semakin sempurna dengan suara gemericik air yang mengalir abadi dari arah hutan.

Sore sampai malam teman-teman gunakan untuk rapat koordinasi yang tidak perlu aku jelaskan isinya di sini. Malam, tepat tengah malam aku kebagian jaga malam dengan al-mukarrom Mastur. Awalnya rasa dingin seperti sangat nikmat meski tanpa memakai jaket kalau mengingat panasnya Madura. Namun lama kelamaan, rasa dingin tidak bisa dihadang. Alhasil, jaket mana jaket?. Obrolan dengan pemilik vila tanpa terasa merampas malam pertamaku di vila ini. tetapi aku senang, karena banyak hal baru yang aku dapatkan dari obrolan di malam pertama bersama pemilik vila yang notabene adalah ayah dari temanku.

Tanpa tidur, aku awali pagi dengan sholat subuh dan berolahraga pagi. Sedikit senam dan berjalan kaki melihat alam di sekitar vila. Pemandangan pagi di Ngroto, Pujon, Malang ini begitu asri. Sejauh mata memandang, hanya ada bukit dan pepohonan hijau. Beberapa petani terlihat membawa hasil alam ke pasar. Liukan jalan raya tidak pernah sepi dari para pelintas jalan. Aku dan juga 60 teman-teman warga lab baru dan lama bercampur jadi satu. Menikmati indahnya Malang dari dekat, menjadi saksi begitu permainya Negeri ini. Beberapa kamera yang kami bawa tidak sanggup menahan untuk mengabadikan setiap sudut dan momen jalan-jalan pagi ini.

Sebuah game menarik dari Thoyik yang berpengalaman ikut Beswan Djarum menjadikan teman-teman warga lab baru akrab dan saling kenal sebelum agenda berikutnya yaitu Sarapan. Tidak ada yang lebih indah dari menyeruput kopi panas di pagi hari dengan pemandangan alam yang hijau. Pemandangan indah dari alam Indonesia. Makanan sudah datang, waktu sarapan sudah tiba.

Usai sarapan, air terjun Coban Rondo sudah menunggu.


ALAM

blogger and founder @plat_m, think about Indonesia, act in Madura, studying smart city, community developer, @limaura_'s husband | E: nurwahyualamsyah@gmail.com | LINE: @wahyualam

2 Comments

bocah petualang · December 16, 2013 at 11:58

Foto warga labsi di awal artikel itu keren

gilluts · September 13, 2012 at 08:37

Ulasannya sih keren, walaupun kerjaannya d \malang cuman *ngorok* …. hahah

Leave a Reply to bocah petualangCancel reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.