Serpihan Surga di Ufuk Timur Madura

Foto Satelit Kepulauan Sumenep

Madura bukan tentang satu pulau saja. Tak banyak yang tahu, ada pulau lain di timur Madura. Mulai dari pesona Gili Iyang, keindahan Gili Labak, kecantikan Gili Genting hingga pesona Pulau Kangean. Itu masih sebagian. Ada ratusan pulau lain yang tersebar. Seolah menciptakan keindahan dari serpihan surga yang terjatuh di ufuk timur pulau garam.

Pulau Madura memang terdiri dari empat kabupaten; Bangkalan, Sampang, Pamekasan dan Sumenep. Namun sebenarnya Madura mempunyai gugusan kepulauan yang masih menyimpan banyak misteri akan kecantikannya. Sebagai warga kelahiran Bangkalan, yang merupakan kabupaten paling barat Madura, aku tak banyak mengetahui tentang kehidupan di Madura bagian yang lain. Pelan-pelan, aku mendatangi satu demi satu kabupaten selain di Bangkalan.

Aku tak menyangka jika tiga kabupaten memiliki pulau terpisah. Di Bangkalan ada pulau yang biasa digunakan untuk mengontrol lalu lintas kapal dari dan ke arah Surabaya. Pulau ini juga digunakan nelayan untuk beristirahat sejenak.  (more…)

Melihat Keindahan Batu Cangghe di Pulau Giliyang

Ini tentang perjalanan ke timur. Menjelajah bibir utara Madura, menyeberang ke pulau, hingga melihat pesona bebatuan dengan panorama tak ada duanya.

Ini adalah trip yang sesungguhnya. Kalau minggu depan itu kita bekerja, bukan jalan-jalan. Begitulah yang aku katakan di dalam mobil. Aku, Raden, Aldi, Eko, Vicky dan Riska melakukan perjalanan empat kabupaten. Menyisir Bangkalan, Sampang, Pamekasan hingga Sumenep. Perjalanan ini dalam rangka melakukan survei sebelum acara Menduniakan Madura yang akan dihadiri sekitar 50 blogger dari pelosok negeri. (more…)

Mandi Oksigen Giliyang

Di suatu dini hari di Giliyang. Peserta dan Panitia #MenduniakanMadura masih bergelut dengan mimpinya. Suasana sunyi dan hening, kecuali suara dengkuran dari beberapa peserta pria. Semilir angin laut pun berhembus di sekitar homestay. Hujan tadi malam membuat cuaca dini hari ini semakin sejuk. Aku terbangun dan melihat jam di ponsel Read more…

Aku Seorang Guru SD

Aku seorang guru SD. Baru seminggu aku mendapat tugas mengajar di SD pedalaman yang berada tak jauh dari kota Sumenep. Ketika tinggal di desa ini, aku merasa tak ada yang berbeda, desa ini sama seperti desa pada umumnya. Warganya berbusana sederhana, aktivitasnya tak jauh-jauh dari bertani dan berternak. Suasana alamnya Read more…

Keelung dan Kalianget

wahyualam.com Keelung City Harbour Station

Nyasar adalah keniscayaan saat pertama kali pergi ke tempat baru. Bagi seorang pecundang, kata nyasar mungkin begitu menakutkan. Tapi bagi pengelana, nyasar adalah kenikmatan. Tak ada jalan baru, tak ada pengetahuan baru, tak ada cerita seru tanpa tersasar. Jadi, ayo pergi kesasar. Kemana saja.

Mengandalkan informasi yang disediakan oleh si mbah, kami berangkat dengan menggunakan bis bernomor 1551. Begitu turun dari bukit gajah, kami naik bis nomor 1 menuju halte tempat berhentinya bus menuju Keelung. (more…)

Alomampa 3: Menguak Aquarium Raksasa Gili Labak

Indonesia sangat kaya akan biota laut. Raja Ampat, Bunaken dan Karimun Jawa adalah segilintir tempat populer bagi para pencinta kehidupan bawah laut. Sebuah foto yang dipost Alomampa Songennep di Twitter membuatku terbelalak. Aku ngga menyangka. Ternyatapemandangan bawah laut yang lebih sering aku lihat di televisi itu ternyata ada di Madura. Gili Labak adalah nama tempat yang mulai sedikit menggoda telinga backpackers untuk datang. Benar. Di sana terdapat pemandangan bawah laut yang masih asri dan belum banyak terjamah.

***

Gili Labak selalu mengusikku ketika Raden dan Slamet, kawan Plat-M, sampai di sana. Mereka memposting foto-foto pemandangan Gili Labak yang begitu indah. Beberapa media online juga sudah memberi perhatian lebih terhadap Gili Labak. Aku beruntung bisa difasilitasi Alomampa Songennep, beserta sembilan blogger yang lain bisa dengan nyaman pergi ke Gili Labak tanpa memikirkan bagaimana cara sampai di pulau kecil itu. (more…)

Alomampa 2: Skenario Keren di Desa Wisata Sema’an

makan bersama

Acara di batu cenning sudah selesai. Kami turun ke bawah. Katanya Pak Andi, masih ada tiga tempat lagi yang perlu kita datangi. Kami menuruni bukit yang juga diikuti oleh masyarakat yang lain. Tidak lama kami sudah sampai di sebuah rumah sederhana. Arsitekturnya klasik. Sentuhan Belandanya masih kentara.

***

makanan alami

Kami dipersilahkan duduk. Berbagai makanan seperti mengalir deras datang dari dalam rumah. Satu demi satu piring yang berisi berbagai makanan khas desa sudah berpindah ke depan. Perut kami terasa lebih lapar dari sebelumnya ketika memandangnya. Semakin memandang semakin membuat perut kosong. Ada nasi putih, nasi jagung, ikan laut, tahu tempe goreng, sambal terasi, cengi renges, sambal kacang, rujak timun, telur rebus bumbu, dan sayur kelor campur kelapa. Bingung untuk memilih menu makanan yang mana. (more…)

Alomampa 1: Sembilan Blogger Disambut Ratusan Warga

Penyambutan untuk seorang pejabat yang akan datang itu hal wajar. Tetapi ketika kesembilan blogger yang disambut ratusan warga desa itu hal yang aneh. Masyarakat Desa Sema’an, Kecamatan Dasuk, Kabupaten Sumenep seperti berlebihan menyambut kami. Mereka punya cara tersendiri untuk membuat pikiran kami melayang, jiwa kami terbang, dan mata ini berkaca-kaca melihat sambutan semua ini. Nyaris tak percaya tetapi ini nyata. Sebegitu tinggi penghargaan mereka terhadap setiap tamu yang datang.

***

Ini adalah tulisan pertama dalam serangkaian kegiatan Alomampa Sumenep bersama travel agent Alomampa Songennep 27-28 September 2014. Ada banyak tempat kami kunjungi di Sumenep. Ada Gili Labak, Musium, Keraton, Karapan Sapi dan Desa Wisata Sema’an.

Ratusan foto juga menghasilkan banyak cerita. Tulisan ini akan dimulai dari wisata Desa Sema’an.

Mobil elf yang kami tumpangi berjalan melambat, tabuhan terbang dan lantunan sholawat nabi perlahan terdengar dari balik jendela. Itu membuat kami terbangun dari tidur. Mungkin acara manten. Sekarang adalah bulan baik untuk acara pernikahan. Bis elf menepi di depan segerombolan orang yang melantunkan sholawat. Beberapa orang berpakaian batik dengan bawahan sarung dan berikatkan odheng khas Madura juga berkeliaran di depan mata.

sambutan saat pertama kali datang

Aku masih belum mengerti ada apa ini. Menurut rundown, kita hanya akan melihat sebuah batu yang bisa berbunyi, batu cenneng namanya. Saat aku dan teman-teman turun, seorang bapak rupawan bersarung dan berbaju merah lengkap ikat odheng tersenyum kepadaku. Ia bernama Pak Andi. Salah satu pegiat wisata di Desa Sema’an, Kecamatan Dasuk, Kabupaten Sumenep. (more…)