Tujuh Manusia di Warung Belut Karomah

Published by ALAM on

lokasi warung nasi belut karomah

Warung Belut KAROMAH siang itu kedatangan empat motor seketika. Tujuh manusia berhelm tiba-tiba menyerbu warung kecil pinggir jalan raya. Tanpa menghiraukan kendaraan lalu lalang menuju Suramadu, ketujuh manusia sudah duduk dan mengambil posisinya masing-masing. Bersiap untuk menyantap makanan spesial yang disuguhkan.

Aku, Raden, Riska, Eko, Dendi, Renaldy, dan Anam adalah ketujuh manusia berhelm itu. Kami datang jauh-jauh dari kota Bangkalan demi mencoba makanan yang Eko sebar di grup Whatsapp Plat-M. Kami datang ingin menyicipi sekaligus meliput bagaimana rasanya nasi belut. Makanan andalan warung Karomah.

Warung ini berada di jalan raya Tangkel yang ke arah Suramadu. Letaknya pas berhadapan dengan RM. Suramadu. Hanya saja warung ini berada di seberang jalan atau di sebelah timur jalan. Jika dari Bangkalan, maka belok kanan saat lampu merah di Tangkel. Jika dari arah Pamekasan, belok kiri menuju Suramadu. Sekitar 50 meter saat ke arah selatan, di sebelah kiri ada baner kecil bertuliskan ‘Warung Belut KAROMAH’. Nah, ini dia tempatnya.

Tempatnya ngga terlalu besar, sekitar 12×4 meter. Memanjang ke selatan. Terdapat beberapa meja dan kursi yang tertata rapi. Satu unit kulkas berisi minuman dingin menggoda untuk meminumnya. Dari tempat duduk kita dapat melihat pemandangan bagus. Hamparan sawah yang menguning tersaji menemani waktu menunggu datangnya hidangan. Hiburan saat-saat paling tidak mengenakkan: menunggu makanan saat lapar.

Aku merasa benar-benar kelaparan. Baru sadar kalau pagi tadi belum sarapan. Aku menolah ke kiri dan ke kanan. Ada beberapa makanan ringan yang siap disantap. Ada berbagai macam kerupuk, telur asin hingga bungkusan kecil tahu Sumedang. Dan ngga lama, empat bungkus tahu Sumedang ludes aku menyantapnya. Sekitar lima belas menit, pesanan kami datang. Kami memesan nasi belut, ayam dan bebek. Minumnya sederhana: es jeruk manis.

Kami bertujuh, namun kami memesan delapan piring makanan dan delapan gelas es jeruk. Lima nasi belut, dua nasi ayam dan satu nasi bebek. Sengaja aku pesan lebih, karena ingin mengetahui menu nasi bebek di sini. Bukan, sebenarnya alasan saja karena ya aku sedang lapar, dan nanti pasti ada yang kurang nasinya. 😀

Sebelum menyantap, tak lupa kami berdoa. Tapi jangan percaya. Karena kami sibuk mengambil ponsel masing-masing dan memotretnya satu demi satu.

Aku sebenarnya sudah ngga tahan ingin segera menyantapnya, tapi satu-dua jepretan boleh lah untuk menghiasi blog dan membantu promosi warung makan ini.

Rasanya bagaimana?

Jangan ditanya. Rasanya enak. Sudah gitu aja. Hahaha. 😀

Sajian nasi bebek karomah

Aku selalu kesulitan menjelaskan detail rasa makanan. Kalau sedikit serius, pertama yang aku lihat nasinya punel. Punel sekali, warnanya putih sedap. Kemudian bumbunya sama saja antara bumbu ayam, bumbu bebek dan bumbu untuk belut. Yang istimewa sebenarnya terletak di bumbunya. Sedikit berwana abu-abu mendekati hitam. Tidak terlalu pedas jugga ngga terlalu terasa rempahnya. Entah apa saja di dalamnya. Mau bertanya ke si pembuat, tapi percuma, saya malas mencatat dan pasti lupa apa saja bahan-bahan untuk bumbu.

Penampakan nasi belut seporsi

Rasanya ngga etis, perut yang lapar masih memikirkan bahan-bahan di dalamnya. Satu lagi, ada sambal pencit yang menurutku kurang banyak. Jadi aku perlu subsidi sambal dari Raden yang ngga suka sambel. Jadi kalau dikombinasikan antara bumbu dan sambelnya itu baru pas. Tapi juga cocok bagi yang ngga suka pedas, bumbunya begitu nyaman tanpa pedas. Beda sama bebek sinjay, tentu ngga ada serbuk merica yang khas itu.

Daging belut dan bebeknya empuk. Ngga ada bau amis. Lumayan buat pengganti menu makanan di Bangkalan yang lebih didominasi oleh menu bebek.

Tertarik makan nasi belut yang satu ini


ALAM

blogger and founder @plat_m, think about Indonesia, act in Madura, studying smart city, community developer, @limaura_'s husband | E: nurwahyualamsyah@gmail.com | LINE: @wahyualam

0 Comments

Leave a Reply

Avatar placeholder