Berburu Salju: Akhirnya!

Published by ALAM on

wahyualam.com - salju di Yangmingshan 2

Ngga ada jalan lain. Kami harus mengulanginya. Sekali lagi. Salju, tunggu kami. Janganlah mencair sebelum berjumpa dengan kami.

Setelah hanya bisa mengitari bukit Yangmingshan, kami bertekad mengitari sekali lagi. Kami sudah putuskan akan berhenti di bukit Teletubbies. Biarlah, tidak berfoto dengan salju tidak mengapa. Namun yang jelas, kita bisa naik ke salah satu puncak taman nasional Yangmingshan.

Kami kembali mengantri. Bis 108 belum juga datang. Justru bis dari Jiantan yang terus berdatangan. Semakin lama pengunjung semakin banyak. Matahari juga semakin terang sinarnya.

Meski cerah, tetapi semua pengunjung masih mengenakan jaket, karena temperaturnya masih di bawah sepuluh derajat Celcius. Sambil menunggu bis, aku mencoba gugling mencari informasi spot paling menarik di Yangmingshan. Agak susah memang jika kita buta huruf Mandarin. Kita hanya mengenal nama tempat dalam huruf latin, sedangkan informasi di bis hanya ada tulisan Mandarin.

Pelajarannya: harus semangat lagi belajar huruf-huruf Mandarin!

Aku memilih duduk di kursi paling depan. Tepat bersebelahan dengan Pak Sopir yang lagi sibuk memberi arahan kepada penumpang yang harus berdiri karena tidak kebagian kursi. Meski bis ini lebih kecil ukurannya, tetapi fasilitas layanannya sama dengan bis yang ada di jalanan utama Taipei.

Setiap mendekat ke terminal, ada suara yang mengingatkan kalau kita akan tiba di terminal tertentu. Kalau dilihat semuanya otomatis. Artinya sistem ini memanfaatkan GPS untuk memberikan layanan terbaik untuk penumpangnya. Pembayarannya pun sudah dilengkapi dengan Easy Card reader, sehingga jika punya Easy Card, tinggal tempel maka belasa dolar akan berpindah ke mesin tersebut. Aku menempelkan kartu pelajar yang juga berfungsi sebagai Easy Card.

Sekali lagi, aku putar lagu-lagu Passenger.

Semoga kali ini lagu the wrong direction tak lagi menjadi kenyataan. Terminal demi terminal dilewati. Karena aku duduk di paling depan, aku melihat dengan jelas rute-rute yang dilewati. Ada untungnya kita datang ke taman ini di hari Selasa. Selain cuaca cerah, lalu lintas sangat sepi. Sehingga perjalanan begitu lancar. Sesekali terlihat mobil dari arah yang berlawanan. Tidak jarang juga berpapasan dengan pengunjung yang ingin menikmati suasana taman Yamingshan dengan mengayuh sepedanya.

Sekitar 30 menit kemudian, kami sampai di bukit Teletubbies. Kami sempat salah jalan lagi. Niat kami ke bukit, tetapi sempat menuruni bukit. Duh!

Kami balik kanan dan akhirnya menemukan jalan ke bukit Teletubbies.

Sekilas pemandangan di atas terlihat seperti kawasan yang berada di Selandia Baru. Rerumputan hijau, ada jalan setapak di tengahnya, selain itu terlihat beberapa sapi hitam berkeliaran.

“Selamat datang di Selandia Baru!” Aku sedikit berteriak mengungkapkan kegembiraan.

“Di sana ada sedikit salju. Kita ke sana yok!” Ajak Laddin.

Aku mengiyakan. Kami terus berjalan menyusuri jalan setapak. Sebenarnya lokasi ini sangat romantis. Sayang suasana keromantisan ini rusak karena adanya Laddin. Sama-sama cowok!

Ternyata di ada salju yang lebih dekat. Kami melihat beberapa orang bermain salju. Berfoto dan mengumpulkannya menjadi boneka salju.

Yes, akhirnya!

Akhirnya kami menemukan salju. Meski sebenarnya hanyalah sisa-sisa. Tetapi tetap saja namanya salju. Tidak hanya kami yang gembira. Beberapa pengunjung lainnya juga berfoto dengan sisa-sisa salju ini.

Salju tebal itu berkumpul di tepi taman. Karena cuaca dingin dan salju yang tebal, membuatnya masih terlihat meski sudah dua hari sejak hari Minggu lalu. Kami pun berfoto dengan mengarahkan kamera seolah-olah kami berada di kawasan yang semua areanya bersalju.

Seperti foto-foto berikut ini.

IMG_7687[1]

Image_c8b88e1
Image_65d7163

Padahal sebenarnya, lokasi di sekitarnya seperti ini:

IMG_7705[1]

Image_435dd79

Hahahaha. Norak ya? Biarlah! Sing penting bisa menyentuk dan duduk di atas salju. Sekian!


ALAM

blogger and founder @plat_m, think about Indonesia, act in Madura, studying smart city, community developer, @limaura_'s husband | E: nurwahyualamsyah@gmail.com | LINE: @wahyualam

4 Comments

putrikapitan · January 28, 2016 at 11:19

senangggnya… eh bajumu tuh emang dah cukup hangat yahhh? kalo aku pasti bakal lebih tebel lagi lapisannya.
sudah bisa bahasa mandarin belum wahyu?

    Wahyu Alam · January 28, 2016 at 13:51

    itu karena salju sisa-sisa, ya jadi ya ngga dingin. kebetulan cuacanya sudah cerah. yg dingin itu dua hari sebelum ini. Jadi ya lumayan ngga terlalu dingin, padahal sudah lapis tiga itu. hahaha.

    Mandarin?
    Susah tapi masih belajar. Bisanya cuma “wo bu ce tao Zhongwen” (I don’t know to speak Chinese)

    Hahaha

Agung · January 28, 2016 at 02:47

Hehe boleh gak tuh salju dijadikan bahan es dawet kak Wahyu?? 😀

    Wahyu Alam · January 28, 2016 at 13:53

    Bisa..bisa.. sekalian dijual. Dawet.. Dawet..

Leave a Reply to AgungCancel reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.