Melihat Taipei 101 yang Menawan

Published by ALAM on

wahyualam.com taipei 101 observatoryAku melangkah pelan-pelan menikmati udara sejuk pagi. Terkadang berjalan sendirian begini memberikan kenikmatan yang… Ah, susah dijelaskan, meski harus pakai kamus Oxford sekalipun, ngga bakal dapat menjelaskan kenikmatan ketika kalian melakukan solo trip. Menghabiskan waktu dengan diri sendiri itu terkadang perlu. Quality time with yourself!

Belum sampai seratus meter dari papan tourism information, tiba-tiba ada sesuatu yang membuat aku seperti merasa kecil. Terlihat ada raksasa yang berada di sampingku. Aku harus mendongakkan kepala untuk melihat ujungnya. Aku belum tahu gimana cara mengukur tingginya, entah perlu berapa kali menghitung jika pakai meteran bapakku. Sulit sekali, gedungnya tinggi.

Tinggi sekali, lebih mirip tower daripada gedung. Aku mengeluarkan ponsel dan menekan ikon kamera. Satu dua tiga gambar aku abadikan. Layar kameraku ngga bisa mengabadikan bangunan ini secara utuh. Aku berada tepat berada di kaki bangunan raksasa ini.

Yes, benar. Namanya Taipei 101 (dibaca Taipe Wan-O-Wan) Ingat, bukan dibaca Taipe satu-kosong-satu, apalagi Taipe dua-satu-dua: itu Wiro Sableng! Taipei 101 (臺北 101) adalah pencakar langit setinggi 101 tingkat. Terletak di Distrik Xinyi, Taipei, Taiwan. Nama resminya adalah Gedung Finansial Internasional Taipei (臺北國際金融大樓). Menara ini menjadi gedung tertinggi kedua di dunia (yang pertama adalah Burj Khalifa, di Dubai, Uni Emirat Arab).

Sampai tahun 2004, gedung ini adalah gedung tertinggi di dunia dengan lift tercepat di dunia. Toshiba telah menyediakan dua lift tercepat di dunia yang dapat mencapai kecepatan maksimum 1.010 m/min (63 km/jam atau 39 mil/jam) dan mampu membawa pengunjung dari lantai dasar ke lantai pengamat di lantai 89 dalam waktu 39 detik.

Gedung ini memiliki keunggulan yaitu fiber optik dan hubungan internet satelit yang dapat mencapai kecepatan 1 gigabyte per detik.

Sebuah pendulum seberat 800 ton dipasang di lantai 88, menstabilkan menara ini terhadap goyangan yang timbul dari gempa bumi, angin topan maupun gaya geser dari angin. Arsitekturnya terinspirasi dari batang bambu. Setiap bagian ada delapan lantai yang mengartikan angka keberuntungan bagi masyarakat Taiwan.

Seperti kebanyakan maskot suatu negara, Taipei 101 menjadi tempat wajib bagi siapa saja yang berkunjung ke Taiwan. Meski begitu, gedung ini letaknya cukup berjauhan dengan kantor presiden Taiwan yang berada di kawasan Taipei Main Station. wahyualam.com and limaura.com

Usai mengambil beberapa foto, terutama foto tulisan selamat ulang tahun buat orang tersayang, aku mengeluarkan tongkat sakti tongsis. Karena malas merepotkan orang, aku mengambil beberapa foto diri sendiri dengan latar belakang Taipei 101.

Meski sudah mendekati jam 11 pagi, suasana masih sepi. Perutku memberi kode agar segera dimasukkan makanan. Aku mencari indomaret terdekat, eh salah, ngga ada alfamart di sini. Adanya 7Eleven, Family Mart atau Hi-Life.

Tak ada logo mereka di sepanjang mata melihat. Hanya logo Hi-Life yang terlihat di lift masuk stasiun MRT. Aku harus turun masuk ke stasiun MRT untuk mampir sekedar makan roti dan pesan segelas kopi. Tak ada tempat nongkrong di dalam Hi-Life, aku kembali ke atas, cari tempat kosong dan sarapan. Sepertinya turis sudah mulai berdatangan.

Rintik-rintik hujan sepertinya semakin menjadi. Hujan kembali turun. Aku masukkan bungkus roti ke dalam tas dan mengikuti kerumunan turis yang turun ke bawah. Aku hanya berpikir mencari tempat berteduh. Setelah menuruni beberapa tangga, aku baru tersadar kalau itu adalah pintu masuk Taipei 101 Mall.

Lah, emang ngga mau naik ke atas? Nggak. Aku ngga tertarik naik ke atas. Bukan masalah bosan naik ke gedung tinggi. Juga bukan karena sendirian, bukan karena ramai hari Minggu, bukan. Tapi karena: MAHAL! Tiket naikknya di bilang mahal untuk seorang mahasiswa sepertiku ini. Uang masuk ke Taipei 101 bisa digunakan 12 kali makan di dalam kampus. Tapi sebelum pulang ke Madura, boleh lah ya masuk ke wishlist selama di Taiwan.

wahyu alam di taipei 101

Suasana di dalam Taipei 101 Mall ngga usah aku tulis. Sama saja seperti Mall terbaik di Jakarta. Mewah, megah, dan tentu ngga bisa dibeli. Aku hanya menunggu hujan dan memotret beberapa bagian yang ‘instagramable’, karena hujannya betah, ya aku posting beberapa foto di instagram.

Lama-lama ya bosan juga. Sebelum kabur ke Masjid Agung Taipei, sebaiknya perut ini harus diisi. Makan apa? Ngga usah macam-macam. Cukup sebiji burger Mc.D untuk mengganjal perut. Hujan masih turun. Ngga ada pilihan. Aku harus sholat Dhuzur. Selagi bisa ke Masjid, aku ngga bakal berwudhu di wastafel dan sholat di sembarang tempat. 

Ada cerita menarik ketika perjalanan ke Masjid. Aku nyasar ke negeri antah berantah. Lihat di related-post ya!


ALAM

blogger and founder @plat_m, think about Indonesia, act in Madura, studying smart city, community developer, @limaura_'s husband | E: nurwahyualamsyah@gmail.com | LINE: @wahyualam

0 Comments

Leave a Reply

Avatar placeholder