Perjalanan Spiritual ke Bali

Published by ALAM on

Perjanalan Spiritual ke Bali

Perjanalan Spiritual ke Bali

Aku terbangun saat mobil Xenia ini berhenti. Mataku langsung tertuju pada sebuah papan nama bertuliskan masjid Darussalam, Desa Lamongan, Situbondo.

“Subuhan sek!”, Seru mas Rofi sambil membuka pintu mobil dan keluar. Aku masih mengumpulkan nyawa terkumpul beberapa detik dan aku mengikuti mereka: berwudlu. Mas Rofi menjadi imam sholat subuh pagi ini. Dan lagi, aku gemetar dan tubuhku serasa ada yang mengguncang saat mendengar lantunan setiap ayat Alquran yang dibaca imam. Entah kenapa kok bisa begitu, mungkin aku iri berat karena aku ngga bisa baca Alquran sekeren itu.

Kami berdoa sebentar, dan melanjutkan perjalanan lagi menuju Bali. Aku ngikut saja. Karena aku diajak King Nopy bersama dua pasukan TIK Cerdas-nya. Kami berempat meluncur melanjutkan perjalanan.

Sejak berangkat tengah malam tadi, perjalanan kami dihiasi lagunya habieb Syekh. Seru dan khusyu rasanya. Aku merasa lebih tenang.

Seperti tadi malam, saat awal berangkat selalu diawali dengan bismillah dan sholawat. Mas Rofi sempat ingin memutar lagi sholawat di audio player yang ada di mobil sewaan ini, namun hanya berlangsung dua detik, karena King Nopy memulai membaca bacaan dzikir yang dia bawa. Dua pasukannya, Rofi dan Dodik seperti sudah hafal, mengikuti dengan nyaman, apalagi mas Rofi yang memang putra dari seorang Kyai. Sedangkan aku, aku hanya tahu beberapa bacaan saja. Bacaan yang sering kudengar saat berdzikir di masjid Al-Kabir di desa.

Pagi ini lebih indah dari biasanya, bahkan paling indah diantara pagi-pagi sebelumnya. Kami berada di dalam mobil beradu memacu kecepatan dengan truk-truk besar yang juga berjalan ke arah timur. Mungkin, truk-truk itu ngga bakal menyangka bahwa di dalam mobil yang mereka dahului ini terdapat dua orang berkopyah putih di depan dan dua orang berkaos di belakang sedang berdzikir. Memuliakan nama-Nya. Memohon ridho dan hidayah-Nya. Biarkan bacaan dzikir kami keluar menyeruak melewati alas purwo ini. Menghiasi perjalanan kami. Hingga roda mobil ini berhenti berputar di Bali.


ALAM

blogger and founder @plat_m, think about Indonesia, act in Madura, studying smart city, community developer, @limaura_'s husband | E: nurwahyualamsyah@gmail.com | LINE: @wahyualam

1 Comment

Leave a Reply

Avatar placeholder