Pertama, Langsung VVIP

Published by ALAM on

suasana di luar stadion

Sepakbola Madura menggeliat. Setelah lama tak terdengar, atau bahkan terbelengkalai, kini masyarakat Madura boleh bangga. Seakan belum percaya, antara nyata dan mimpi bahwa Madura sekarang punya tim sepakbola yang berlaga di kasta tertinggi kompetisi di Indonesia.

Euforia itu sudah terjadi saat Persepam Madura United (PMU) mencetak sejarah sebagai tim sepakbola pertama Madura yang bisa berlaga di ISL. Arak-arakan terjadi saat PMU ditasbihkan promosi ke ISL. Masyarakat Pamekasan kala itu bersorak menyambut pahlawan sepakbola datang ke Pamekasan dengan membawa tiket ISL. Ini bukan mimpi, tapi sudah jadi kenyataan. Kini, kita tinggal menunggu waktu saja untuk menyaksikan maestro sepakbola merumput di Madura. Boaz Salossa, Christian Gonzales, Bambang Pamungkas, dan Firman Utina akan datang ke Madura melewati jembatan Suramadu untuk bertanding melawan PMU.

Entah berapa kali siarang langsung, entah berapa kali tanding di Bangkalan, namun tak satupun aku menjadi satu dari ribuan Taretan Mania dan Kconk Mania yang selalu memadati Stadion Gelora Bangkalan (SGB).

Sampai sebuah kesempatan, aku diajak Panpel Divisi Utama dan ISL untuk membantu persiapan dan pelaporan pertandingan. Mirip seperti Software Quality Assurance (SQA) kalau di dunia perangkat lunak. Kebetulan saja, beberapa orang yang menjadi Panpel aku kenal dekat. Mulai dari Pak Azis yang juga guru olahragaku selama SMK sampai beberapa orang yang aku kenal lewat event futsal. Ya, aku sering menjadi panitia futsal, namun sangat jarang aku tulis di blog ini.

ISL SGB Persepam_2

Dimulai dari laga divisi utama. Perseba Super adalah klub dari Bangkalan yang sekarang sudah merangkak ke Divisi Utama sejak berangkat dari Divisi Amatir, Divisi II, Divisi I, hingga sekarang Divisi Utama. Stadion tampak ramai menurutku, tapi menurut Panpel yang sudah biasa menjadi panitia pelaksana ISL, ini belum seberapa. Besok akan lebih ramai. Keesokan harinya akan ada laga PMU vs Sriwijaya FC. Ini adalah kali pertamaku memasuki stadion Gelora Bangkalan yang tersohor akan rumputnya. Stadion ini mengimpor langsung rumputnya dari Jepang. Dan menjadi salah satu stadion dengan rumput paling baik setelah Gelora Bung Karno, dan Gelora Bung Tomo. Dulu, sebelum direnovasi, aku pernah masuk ke dalamnya dan masih berumput ilalang, lebih cocok untuk ajang karapan sapi.

Stadion ini tampak megah, meski hanya berdiri dua tribun saja. Tribun barat dan tribun timur. Di pojok sisinya, sudah dilengkapi lampu penerangan yang konon menghabiskan dana miliaran untuk memasang lampu ini saja. Cat yang warna warni khas Madura menambah keindahan stadion. Di luar sudah ramai pedagang yang menjual aksesoris Perseba maupun PMU. Alhasil pemandangan di luar dan di dalam stadion menjadi loreng-loreng.

ISL SGB Persepam

Aku cukup beruntung, pertamakali masuk dan langsung duduk di tribun VVIP. Tidak perlu berpanas-panasan antri tiket, aku bersama pengawas pertandingan masuk ke dalam stadion dengan menggunakan mobil dan masuk ke stadion dengan jalur khusus layaknya tamu VVIP. Tentunya gratis.

Aku bertugas membantu Pak Azis dan pengawas pertandingan yang diutus PSSI untuk menyiapkan dokumen pre pertandingan, mencatat jalannya pertandingan untuk nantinya dilaporkan ke PT.Liga Indonesia via Fax, email maupun hard copy. Juga baru tahu kalau ternyata pertandingan sepak bola di Indonesia itu harus lengkap ada dokumen pra pertandingan dan dokumen laporan pertandingan. Bahkan starting XI yang ditayangkan di televisi itu didapat dari Panpel. Dokumen seperti

Dokumen-dokumen Divisi Utama dan ISL tidak jauh berbeda, hanya aura pertandingan ISL menyajikan laga sepakbola yang lebih atraktif daripada Divisi Utama. Selain itu, jumlah suporter yang hadir saat laga ISL: Persepam MU vs Sriwijaya FC lebih dahsyat daripada laga Divisi Utama. Membludak. Dua tribun tidak lagi bisa menampung. Bahkan tribun VIP diisi suporter meski dengan berdiri. Di pinggir lapangan yang hanya dibatasi pagarpun menjadi penuh sesak. Suporter datang dari Sumenep, Pamekasan, Sampang, Bangkalan bahkan dari Surabaya. Semuanya tumple-blek menjadi satu. Melorengkan stadion Gelora Bangkalan.

Laga Perseba Super vs Persebo Sumekar dimenangkan oleh Perseba Super lewat gol pinalti Danilo Fernando di menit ke 5.

Sedangkan keesokan harinya, meski disaksikan langsung bupati Pamekasan, Persepam MU harus mengakui keunggulan tim Sriwijaya FC 0-2. Ini adalah kekalahan kandang pertama Persepam MU di Madura.

Kalau biasanya, nyaman di kursi dengan segelas kopi dan kacang sambil menonton pertandingan sepakbola, atau ada di tribun ekonomi yang panas dan menari berteriak, sekarang, aku sudah tahu bagaimana proses di balik pertandingan sepakbola di negeri kita ini.

Pengalaman pertama yang cukup mengagumkan!

Categories: #ALAMelangkah

ALAM

blogger and founder @plat_m, think about Indonesia, act in Madura, studying smart city, community developer, @limaura_'s husband | E: nurwahyualamsyah@gmail.com | LINE: @wahyualam

4 Comments

Dwi Wahyudi · April 14, 2015 at 04:21

Wah keren udah backup panitia sekarang, btw apa kabarnya nih Mas Brow? 🙂

fatma · December 9, 2013 at 16:34

dan saya belum pernah nonton bola langsung 😐

rotyyu · March 29, 2013 at 12:58

Wah si kelbun ga ngajak-ngajak…

    Wahyu Alam · April 12, 2013 at 07:02

    Hehehe, ini juga ajakannya dadakan. :))

Leave a Reply to fatmaCancel reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.