Shalat Dzuhur di Masjid Keduapuluh Satu
Rasa heran selalu menghantui ketika aku pergi ke Arosbaya. Salah satu kecamatan di Bangkalan yang berada di sisi utara Bangkalan. Rasa heran itu disebabkan banyaknya Masjid yang dibangun di sisi utara jalan raya. Banyak Masjid seperti berjejer di sepanjang jalan Bancaran hingga Arosbaya. Nah, suatu hari, di dalam perjalanan ke air terjun toroan, aku akan menghitung ada berapa Masjid di sisi utara dan selatan ruas jalan di utara Madura. Penasaran hasilnya? Ikuti terus tulisan ini!
Peran Masjid bagi masyarakat Madura begitu penting. Dalam satu desa, bisa terdapat tiga atau bahkan lebih Masjid. Ngga usah kuatir tidak menemukan Masjid jika bepergian di Madura. Di setiap satu kilometer, akan sering ditemui banyak masjid dengan berbagai macam arsitektur. Mungkin kalau hidup di kota, hal ini menjadi terbalik. Begitu sulit mencari Masjid yang besar dengan arsitektur yang menarik. Kalau tidak percaya, datanglah ke Madura.
Perhitungan di mulai dari Masjid Agung Bangkalan. Angka satu aku ingat di dalam pikiran kemudian melanjutkan perjalanan ke arah utara dengan tujuan terakhir adalah air terjun toroan di Sampang.
Tidak butuh waktu lama, di daerah Bancaran aku sudah menambahkan angka yang aku ingat. Aku mengangkat jari telunjuk dan tengah untuk memulai perhitungan. Aku penasaran kira-kira ada berapa Masjid di daerah pesisir utara, dari Bangkalan kota menuju air terjun toroan.
Saat berada di Arosbaya, Masjid Bahar menjadi masjid dengan nomor lima. Kami berhenti di pom bensin yang tepat berada di Samping Masjid nyentrik ini. Arsitektur yang digunakan begitu khas. Dengan dominan warna putih dan liukan-liukan ukiran yang kompleks. Sayang kondisinya sekarang kurang terawat. Sehingga warnanya menjadi kusam dan berubah menjadi warna putih pudar. Andai bisa direnovasi yang diperbarui, dan diberi beberapa fasilitas menarik seperti ruang baca buku, auditorium, atau kafe yang modern. Bukan tidak mungkin masjid ini akan menjadi ikon baru kecamatan Arosbaya, atau bahkan ikon Bangkalan.
Hingga di kecamatan Ketapang Daja, Masjid Raya Ketapang Daja, tempat kami sholat Dhuzur adalah Masjid yang ke keduapuluh satu. Dengan perhitungan 17 Masjid berada di sisi utara jalan, ada 4 masjid yang berada di selatan jalan dan ada 5 yang belum sepenuhnya selesai dibangun. Jika jarak yang sudah kami tempuh adalah 67 km, artinya akan ada 1 Masjid di setiap 3,19 kilometer.
Masjid yang bertebaran di sepanjang kabupaten Bangkalan dan Sampang, setidaknya memberikan gambaran kecil bahwa masyarakat Madura sangat religius. Selain itu, Masjid yang berada di pinggir jalan hampir semuanya berdiri begitu megah dan besar. Padahal rumah-rumah masyarakat di dekatnya masih sederhana. Bagi masyarakat Madura, rumah sendiri boleh jelek, tetapi tidak dengan Masjid mereka. Biasanya juga ada ‘persaingan’ positif antar desa. Setiap desa berlomba-lomba untuk membuat Masjid di desanya lebih bagus dari Masjid di desa sebelah. Jika begitu, boleh aku sedikit menyimpulkan: jika ingin melihat kekompakan warga di suatu desa di Madura, lihatlah masjidnya. Jika Masjidnya bagus dan terawat, maka masyarakatnya kompak. Begitu juga sebaliknya.
Menarik, bukan?
0 Comments