Tahun Baru di Taipei 101

Published by ALAM on

wahyualam.com taipei 101 night

Taipei bersiap. Turis berdatangan. Demi satu perayaan: pergantian tahun!

Aku tak biasa merayakan tahun baru. Di waktu yang sama, setahun lalu, aku memilih menyiapkan sound system untuk sholawatan daripada pergi ke pelabuhan Kamal.

Sebelum Suramadu, perayaan tahun baru di Madura dipusatkan di pelabuhan Kamal, Bangkalan. Semua orang sejak sore sudah berbondong-bondong pergi ke arah barat laut, menunggu prosesi detik-detik pergantian tahun. Menunggu deruan ‘klakson’ kapal ferry di tengah malam, menungu letupan kembang api yang beradu dengan perayaan serupa di pelabuhan Tanjung Perak.

Hiruk pikuk perayaan tahun baru di pelabuhan Kamal sudah lama aku tinggalkan.

Tahun ini berbeda tempat. Bukan pelabuhan Kamal yang menjadi pusat perayaan tahun baru. Gedung setinggi 508 dengan 101 lantai menjadi pusat perhatian masyarakat. Tidak hanya dari dalam tetapi juga luar negeri. Benar, Taipei 101 bersiap menyambut siapa saja yang menunggu pertunjukkan kembang api mencakar langit.

Sehari sebelum tahun baru, pembimbingku masuk ke Lab dan memperkenalkan alumni dari Thailand. Dia datang ke Taiwan demi merayakan tahun baru. Mungkin banyak orang yang seperti alumni lab tersebut. Mereka datang ke Taipei untuk merayakan tahun baru.

Sebaliknya, warga Taipei lebih banyak menepi ke tempat wisata di pinggiran kota atau di luar kota bahkan luar negeri. Mungkin perasaan masyarakat Taipei terhadap perayaan di gedung Taipei 101 sama seperti perasaanku terhadap perayaan tahun baru di pelabuhan Kamal atau jembatan Suramadu. Biasa dan nothing spesial. Memang sesuatu yang dilihat setiap hari dapat menghilangkan daya tariknya. Mudah membuatnya tidak menarik, meski bagi sebagian orang itu adalah hal luar biasa.

Kembali ke Taipei 101.

Perayaan malam tahun baru memang banyak menyita perhatian dunia. Foto-foto kemeriahan kembang api di berbagai landmark kota-kota dunia menjadi buruan wartawan ataupun fotografer. Selain gedung Opera di Sydney, Bundaran HI di Jakarta, Eiffel di Paris, dan Taipei 101 di Taiwan adalah gedung yang sering aku lihat di televisi Indonesia setiap 1 Januari.

Sepertinya aku harus menyempatkan hadir ke Taipei 101 untuk melihat situasi dan kondisi di sekitaran gedung. Selain itu, isu tentang 2016 adalah tahun terakhir perayaan tahun baru di Taipei 101 semakin membuatku bersemangat.

wahyu alam at taipei 101

Teori ‘kapan lagi, tahun depan belum tentu ada’ menjadi senjata pamungkas untuk mengajak Saide.

Kami berangkat dari depan kampus NTUST dengan menaiki bis dengan nomor 650. Setelah melewati sembilan halte, kami sampai di area Taipei 101. Kami harus turun agak jauh dari pusat keramaian, karena beberapa area ditutup untuk kendaraan pribadi. Polisi sudah disiagakan untuk memberikan tempat kepada pengunjung yang ingin merayakan tahun baru.

Sama seperti yang aku lihat di layar televisi sesaat sebelum berangkat, kawasan Taipei 101 sudah ramai dengan pengunjung. Pertunjukkan musik disediakan pemerintah. Panggung besar dengan penyanyi-penyanyi top Taiwan disiapkan. Meski sebenarnya aku ngga ngerti mereka artis top atau bukan. Tetapi aku lihat banyak penonton yang hafal dengan lagunya.

Di sisi lain, toilet portabel disiapkan di beberapa titik. Tidak lupa juga tempat sampah tambahan juga terlihat. Polisi memasang berbagai kamera tambahan untuk memantau. Ambulance juga bersiaga di depan panggung. Sejumlah wartawan dan fotografer sudah mengambil tempat paling strategis. Jejeran tripod diatur sedemikian rupa meski kembang api baru muncul empat jam lagi. Berbagai toko, restoran, pedagang dadakan, semuanya laris. Meski cuaca 16 derajat, tak mengendurkan warga Taiwan untuk berkumpul. Pemerintah juga mendukung dengan menyediakan bis dan MRT yang melayani 24 jam. Khusus untuk mengangkut pengunjung Taipei 101. Biasanya operasi bis dan MRT berhenti sekitar pukul 23.30.

Manusia berkeliaran tidak hanya di area Taipei 101, tetapi juga di taman, kampus, restoran, hotel, juga bukit di dekat Taipei 101. Semuanya memilih tempat favorit untuk mengabadikan kemeriahan kembang api.

Kami memilih terus berjalan mencari tempat bersantai. Kami akhirnya memutuskan untuk berhenti di pertunjukkan musik akustik. Dengan peralatan simpel, penyanyi wanita menghibur pengunjung dengan musik akustik yang merdu. Aku tidak mengerti makna lirik lagunya, namun dari alunan musiknya aku mengerti, mereka nyanyi pop. 😀

Setelah menghabiskan snack, kopi, dan cumi bakar, akhirnya waktu yang ditunggu-tunggu tiba. Jalanan aspal dua lajur yang awal sepi kini penuh sesak. Semua sibuk dengan kamera dan gadgetnya masing-masing. Bersiap menangkat setiap momen.

tahun baru di taipei 101

Lampu gedung Taipei 101 dimatikan. Seontak hal ini membuat semuanya berteriak. Dan seolah ada yang mengomando, semua pengunjung berdiri. Semua pandangan mata tertuju pada gedung tertinggi kedua di dunia ini.

Aku harus mendongak untuk melihat ujung gedung. Aku sengaja tidak merekam. Aku ingin menikmati setiap momen, meski begitu boleh lah sesekali satu-dua jepretan untuk diupload di media sosial.

Countdown dimulai. Di ujung gedung tertera angka 6-5-4-3-2-1. Daaaaan…

taipei 101 tahun baru

Letupan kembang api memenuhi langit. Beraneka warna dengan berbagai pola kembang api. Semua pengunjung bergemuruh. Ada yang sibuk dengan ponselnya, ada yang sibuk dengan kameranya, ada yang menggendong anaknya. Semuanya larut dalam perayaan pergantian tahun.

Xīn nían kuài lè 2016, Taipei!


ALAM

blogger and founder @plat_m, think about Indonesia, act in Madura, studying smart city, community developer, @limaura_'s husband | E: nurwahyualamsyah@gmail.com | LINE: @wahyualam

1 Comment

Hanafy · January 23, 2016 at 16:01

Tahun baru di Taipe yah..! Seru baget tu mas 😀

Leave a Reply

Avatar placeholder