This is My Time…

Published by ALAM on

ilustrasi ~ sumber : okezone.com

Namaku akhirnya tertempel pada sebuah pengumuman yang mungkin sangat didambakan oleh semua mahasiswa dimanapun berada. Pengumuman ini tidak ada bedanya dengan pengumuman yang lalu-lalu, berbentuk tabel-tabel yang berisi waktu, nim, nama, judul, dan nama dosen. Tidak lain tidak bukan pengumuman ini bernama jadwal sidang skripsi.

Sakit itu masih sangat terasa ketika dua bulan lalu namaku tidak tertulis di tabel pengumuman jadwal sidang skripsi. Aku ngga mau menyesali apa yang sudah terjadi. Waktu itu memang terlalu sedikit waktu yang aku punya untuk mengerjakan pekerjaan akhir sebagai seorang mahasiswa S1. Seontak bayang-bayang buruk langsung menyeruak begitu saja di atas pikiran membayangi hari-hari itu. bayang-bayang hanya menjadi penonton saat teman memakai toga di akhir periode ini. bayang-bayang lulus tepat waktu empat tahun berubah menjadi lulus di waktu yang tepat. Bayang-bayang itu semakin membesar ketika ada pertanyaan kapan sidang?, kapan wisuda? Sudah lulus? Kerja di mana?, cukup simpel memang namun artinya cukup dalam bagi seorang yang lagi maju tak gentar mengerjakan kesulitan demi kesulitan tugas akhir lengkap dengan godaannya. Bayang-bayang itu seolah mau meledak luar biasa dahsyat menyakitkan saat orang terdekat seperti orang tua, kakek, nenek, saudara, sepupu semuanya menanyakan kelulusan, semakin parah ketika semua anggota keluarga mau ikut saat pesta yang sangat sakral selain pernikahan yaitu pesta dilepasnya status mahasiswa S1, pesta itu bernama wisuda.

Kerja keras, tangis, bejibun do’a mengiringi semangat membaraku saat mengerjakan tugas akhir. Secangkir kopi/teh selalu menemani di pinggir laptop. Buku-buku literatur, catatan dan target setiap hari berserakan di meja kerja. Semudah itukah? Tidak! Meminta bantuan semua orang yang bisa dimintai bantuan. Kesulitan demi kesulitan dihadapi dengan semangat maju tak gentar pahlawan Republik Indonesia. Ruku dan sujud selalu menjadi waktu yang manis untuk berserah kepadaNya. Membayangkan aku memakai toga dan berfoto dengan orang tua, membayangkan ketika aku keluar ruangan pesta wisuda sudah ada rombongan anggota keluarga yang menjemput. Membayangkan begitu indahnya saat-saat itu menjadi pelecut semangat menghadapi tantangan terakhir yang seolah begitu berat ini. Skripsi oh skripsi.

But now, this is my time. My last chance, the one and only untuk bisa merasakan bagaimana berdiri di depan dosen penguji, menghapus segala sejuta bayang-bayang buruk itu dan mengubahnya dengan bayangan indah di masa depan. Gemetar dan nervous itu pasti ada. Tapi kali ini berbeda. Rasa nervous semakin membesar seolah menghantui pikiran. Bukankah aku sudah biasa presentasi dengan LCD Projector?, bukankah aku sudah biasa menjelaskan sesuatu hal di depan audience?. Bukankah aku sudah pernah merasakan presentasi ilmiah paper penelitian di depan para Doktor dan calon Doktor di UGM?, terus apa yang harus ditakutkan? Sepertinya semua itu masih kurang cukup. Ada sesuatu yang berbeda pada presentasi kali ini. Inilah presentasi yang memberiku 4 huruf di belakang namaku. Inilah presentasi yang bisa membuat bangga luar biasa orang-orang terdekatku. Inilah presentasi yang semua orang mahasiwa akhir dambakan. Inilah presentasi yang menyenangkan itu. ya inilah presentasi ujian skripsi (sidang tugas akhir).

Categories: #ALAMelihat

ALAM

blogger and founder @plat_m, think about Indonesia, act in Madura, studying smart city, community developer, @limaura_'s husband | E: nurwahyualamsyah@gmail.com | LINE: @wahyualam

0 Comments

Leave a Reply

Avatar placeholder