Kota Bengawan Solo Banjir Bandwidth
“Ini Pak, Hotel Kusuma Sahid”, ujar tukang ojek yang baik hati mengantarku dari terminal bis. Belum selesai tukang ojek itu mengatakannya, aku sudah menyodorkan uang delapan ribu kepadanya sambil mengatakan
“Matur Nuwun, Pak”.
Ah, logat Jawaku masih kental sepertinya. Aku tersenyum sambil melangkah menuju hotel yang sudah disediakan panitia penyelenggara.
Meriah. Terlihat sepanjang pintu masuk sampai area depan hotel Kusuma Sahid sudah dipenuhi umbul-umbul merah bertuliskan Telkomsel. Aku begitu terpukau dengan ornamen hotel Kusuma Sahid ini. Ukiran-ukiran khas Jawa dengan perpaduan konsep modern menjadi campuran menarik tersaji begitu saja. Lampu led yang terpasang di atap hotel memanjakan mata setiap tamu yang datang. Dentingan alunan musik Jawa yang begitu mesra terdengar merdu dari setiap speaker kecil yang mengeluarkan bunyinya dari setiap sudut hotel. Mulai dari lobby hotel, sampai kamar tempatku berisitirahat, alunan musik itu terdengar sayu-sayu. Pasti, jika turis mancanegara yang menginap di hotel ini merasakan aura khas Nusantara, menyusup ke pori-pori pikiran. Tenang dan menjadi syahdu.
Tidak hanya speaker, namun beberapa modem ADSL juga terlihat di beberapa bagian hotel. Bagaimanapun, sekarang internet sudah menjadi kebutuhan pokok bagi hampir setiap orang, tanpa terkecuali pengunjung hotel. Sebelum istirahat, aku buktikan keberadaan sinyal dengan menghidupkan tablet. Beberapa SSID terlihat. Tidak hanya satu, dua atau tiga, tapi ada enam SSID terlihat. Syukurlah ada banyak pilihan untuk akses internet. Aku dapat istirahat dengan tenang.
Pagi datang begitu cepat dan romantis. Peserta dan panitia bergegas sarapan. Beberapa stand, banner, backdrop semua telah disiapkan. Sebuah tulisan ASEAN Blogger Festival Indonesia 2013 menjelaskan bahwa aku sedang mengikuti acara ini. Setiap peserta yang hadir, wajib tandatangan buku kehormatan yaitu buku hadir. Kami, setiap peserta mendapatkan tiga lembar voucher @wifi_id persembahan dari Telkom Indonesia. (more…)