Masjid Kecil Taipei

Masjid Kecil Taipei Cultural Mosque

Satu hal yang paling disyukuri ketika tinggal di Taipei adalah tersedianya Masjid. Jika di Madura, hampir setiap satu kilometer, Masjid akan terlihat begitu mudahnya. Di pinggir jalan, di setiap desa bahkan di setiap dusun ada Masjid.

Masjid pula sudah menjadi rumah kedua bagiku ketika di Madura. Tempat berkumpulnya remas dan berbagai aktivitas di desaku. (more…)

Bersholawat di Harlah PCINU Taiwan

Suara tabuhan itu biasa aku dengar. Telingaku tidak asing mendengarkan alunannya. Namun aku juga sedang melihat manusia-manusia berbeda. Aku juga sedang berada di tempat berbeda. Aku merasa ada yang tidak biasa. Merasa agak aneh mendengar gema tabuhan itu di pusat Taipei Main Station. Aku mendengar gema sholawatan bergema yang sudah terdengar dari kejauhan. Mendengar suara sholawatan dari speaker tidak biasa aku dengar di kota Taipei. Inilah yang membuatku pagi-pagi sudah berada di tempat ini. Aku rindu sholawatan.

***

harlah 8 PCINUBerawal dari pesan gambar yang disebar teman-teman di grup WhatsApp dan Facebook, aku mendapatkan informasi jika ada acara perayaan hari ulang tahun Pengurus Cabang Istimewa (PCI) Nahdlatul Ulama Taiwan.

Selain karena hadirnya tiga ulama dari Nusantara, aku sangat bersemangat karena ada acara sholawatan. Acara yang tiba-tiba hilang dari agenda mingguanku. Jika di Madura, setidaknya dua kali seminggu aku ikut dhibaan. Setiap Senin malam dan Kamis malam. (more…)

Sholat Jumat di Taipei Grand Mosque

saide kemal alam ke masjid

Hari Jum’at.

Jika di Madura, Jum’at adalah hari pendek. semua kegiatan perkantoran dan perniagaan akan terhenti saat pukul sebelas. Bahkan beberapa toko tutup. Jalanan sepi, tidak banyak yang bepergian. Bis ELF yang biasa beroperasi rute Bangkalan – Pamekasan pun sepi penumpang. Anak-anak sekolah pulang lebih cepat dari biasanya. Santri bergembira karena hari libur. Mungkin yang sibuk adalah petugas Masjid yang bersiap-siap menerima tamu. Segala sudut Masjid dibersihkan, lantai disapu, sajadah panjang digelar, dan jika sudah waktunya speaker TOA dinyalakan. Surah Jum’ah berkumandang menyusuri jalanan desa, kampung, hingga alun-alun kota. Tidak lama kemudian para laki-laki bergerak bersama-sama menuju Masjid. Ibarat sebuah magnet, Masjid menarik semua lelaki untuk datang, menunaikan ibadah sholat Jum’at berjema’ah. Mereka memakai kemeja dan sarung yang paling baru, tidak lupa dengan peci dan minyak wanginya. Di kantong kemeja sudah ada selembar Rupiah untuk infaq. Kegiatan sepertinya selalu terjadi, setiap hari Jum’at. (more…)