Rantau 1 Muara, Seperti Berkaca Nyata


Negeri 5 Menara. Ngga akan ada habisnya jika kita diskusi tentang trilogi satu ini. Resensi kali ini mungkin adalah resensi ke-1000 atau bahkan lebih. Aku mungkin orang yang masuk dalam lingkaran ribuan atau bahkan jutaan orang yang terinspirasi dari novel ini. Aku tidak terlalu suka baca novel yang tebalnya bisa mengalahkan Alquran. Apalagi jika novelnya menggunakan sastra bahasa Indonesia. Aku yang lebih sering baca-baca paper, majalah, berita atau blog tentang teknik pasti kesulitan membaca novel dengan bahasa tingkat tinggi. Tapi hal ini semua tidak berlaku untuk ke-tiga novel trilogi Negeri 5 Menara. (more…)

“Hadiah” dari Sang Idola

Novel Ranah 3 Warna bersanding dengan Negeri 5 Menara ditemani tas hadiah dari Mas Fuadi

Sebuah novel dikeluarkan Pak Husni dari salah satu loker di Laboratorium tempat biasa aku dan teman-teman warga lab berkumpul. “Siapa yang mau pinjam, bawa saja!” Pak Husni menawarkan kepada warga lab yang sedang asyik browsing internet. Mbak Fenny menyambutnya dengan senang dan membalik-balik novel tersebut membaca tulisan di cover depan dan belakang.

Negeri 5 Menara, nama yang unik menurutku, dengan A. Fuadi tertulis indah sebagai penulis dari novel ini. Lingkaran hijau bertuliskan National Best Seller tertempel gagah di pojok kiri cover novel tersebut. Keinginanku membacanya harus tertunda karena teman warga Lab,  mbak Fenny ingin membacanya terlebih dahulu. Aku hanya bisa baca sinopsis novel tersebut di cover bagian belakang. (more…)

Embun Pagi Bernama Negeri 5 Menara


Meski super sibuk dengan tugas kuliah dan aktivitas komunitas, tapi saya sempatkan untuk membaca Novel yang berjudul Negeri 5 Menara, sebelumnya saya mau mengucapkan terima kasih kepada Pak Husni yang telah rela meminjamkan novel luar biasa ini kepada saya. Saya rasa novel ini sebuah karya yang fenomenal dari A. Fuadi. Setelah membaca tuntas banyak hal yang saya petik dari cerita dan tulisan yang terkadang membuat hati dan jiwa saya bergetar mendengar cerita yang penuh makna, selain itu tulisan kata demi kata dari Novel ini seolah membawa saya berada di dalam Pondok Madani (PM) di Ponorogo mengikuti petualangan Sahibul Menara. tidak jarang terbesut di dalam hati rasa keinginan untuk menuntut ilmu di sebuah pondok dengan sistem dan tenaga pengajar yang professional. Saya ingin belajar bahasa Arab dan Bahasa Inggris di pondok yang tidak diragukan lagi kemampuannya untuk mendidik siswa/santrinya agar bisa bersaing di dunia global yang penuh persaingan seperti sekarang ini.

Novel ini seperi memberi saya sebuah pelajaran tentang pentingnya kerjasama, keikhlasan, disiplin, dan persaudaraan. Masih banyak yang bisa dipelajari mulai bagaimana kita seharusnya dalam belajar dan menuntut ilmu, tidak jarang juga Novel best seller ini membuat saya tertawa dengan selipan humor khas pondok. Novel ini memberikan warna baru dalam kesibukan saya yang penuh dengan dunia teknologi sehari-hari. Kisah inspirasional yang patut dibaca oleh semua pemuda di Indonesia, kalau perlu seluruh dunia. (more…)