Embun Pagi Bernama Negeri 5 Menara
Meski super sibuk dengan tugas kuliah dan aktivitas komunitas, tapi saya sempatkan untuk membaca Novel yang berjudul Negeri 5 Menara, sebelumnya saya mau mengucapkan terima kasih kepada Pak Husni yang telah rela meminjamkan novel luar biasa ini kepada saya. Saya rasa novel ini sebuah karya yang fenomenal dari A. Fuadi. Setelah membaca tuntas banyak hal yang saya petik dari cerita dan tulisan yang terkadang membuat hati dan jiwa saya bergetar mendengar cerita yang penuh makna, selain itu tulisan kata demi kata dari Novel ini seolah membawa saya berada di dalam Pondok Madani (PM) di Ponorogo mengikuti petualangan Sahibul Menara. tidak jarang terbesut di dalam hati rasa keinginan untuk menuntut ilmu di sebuah pondok dengan sistem dan tenaga pengajar yang professional. Saya ingin belajar bahasa Arab dan Bahasa Inggris di pondok yang tidak diragukan lagi kemampuannya untuk mendidik siswa/santrinya agar bisa bersaing di dunia global yang penuh persaingan seperti sekarang ini.
Novel ini seperi memberi saya sebuah pelajaran tentang pentingnya kerjasama, keikhlasan, disiplin, dan persaudaraan. Masih banyak yang bisa dipelajari mulai bagaimana kita seharusnya dalam belajar dan menuntut ilmu, tidak jarang juga Novel best seller ini membuat saya tertawa dengan selipan humor khas pondok. Novel ini memberikan warna baru dalam kesibukan saya yang penuh dengan dunia teknologi sehari-hari. Kisah inspirasional yang patut dibaca oleh semua pemuda di Indonesia, kalau perlu seluruh dunia.
Sungguh saya merasakan hal yang dahsyat terjadi dalam jiwa saya ketika membaca novel ini ditemani lagu religi yang bernyanyi dari ponsel merah saya, terlebih ketika kisah-kisahnya yang penuh dengan perjuangan. Hal yang paling saya kagumi adalah ketika tiga anggota Sahibul Menara bertemu (reuni) di London setelah terpisah selama 11 tahun, kalimat demi kalimatnya membuat saya merasakan rasa haru yang di rasakan tiga kawan yang mengalami pengalaman luar biasa ini. Memberikan saya inspirasi dan motivasi dalam menjalani perjuangan hidup saya ke depan, gaya tulisannya memberikan saya pelajaran bagaimana cara menulis yang baik, sehingga yang membaca bisa merasakan seolah menjadi bagian dalam novel ini sekaligus membuat saya lebih rajin menulis. Terima kasih Mas Fuadi, Terima kasih Negeri 5 Menara. Saya tunggu karya-karya selanjutnya. 🙂
nb: Maaf, komentarnya agak kacau, karena saya tidak tahu harus menulis apa. Keindahan isi novel membuat saya grogi menulis komentar di atas.
5 Comments
fithraw · December 22, 2010 at 00:54
hoho.. negeri 5 menara ya..
cmn sempet baca resensinya doank sih, tp ky’nya bagus isinya.. 😀
Smg dpt memotivasi utk melakukan hal yang lebih baik dan lebih baik.. 😀
cucu · December 18, 2010 at 07:30
mantap,, blog baru mas,,
Wahyu Alam · December 20, 2010 at 07:36
Iya Mas, kalau yang ini khusus buat catatan. the older blog http://wahyualamsyah.wordpress.com buat nulis tutorial komputer 🙂