Berguru pada “Rindu”

“Cinta itu ibarat bibit tanaman. Jika dia tumbuh di tanah yang subur, disiram dengan pupuk pemahaman baik, dirawat dengan menjaga diri, maka tumbuhlah dia menjadi pohon yang lebat dan lezat. Tapi jika bibit itu tumbuh di tanah yang kering, disiram dengan racun maksiat, dirawat dengan niat jelek, maka tumbuhlah dia Read more…

Resensi Novel: 9 Summers 10 Autums

Menonton film dengan kisah yang menceritakan perjalanan ke luar negeri merupakan sebuah motivasi tersendiri buatku. Selain film, aku sangat senang membaca buku atau novel yang menceritakan perjuangan orang biasa menjadi orang luar biasa ketika berhasil menggapai mimpi-mimpinya mengarungi dunia. Beberapa buku yang bercerita tentang topik ini sudah tamat aku baca Read more…

Menyatu dengan ‘Bumi Cinta’

Muhammad Ayyas. Ya nama ini merupakan tokoh utama dalam Novel Habiburrahman El Shirazy yang berjudul Bumi Cinta ini. Sifat, perilaku, bagaimana cara dia belajar, menjaga iman dan islam serta bagaimana dia berpikir sangat menginspirasiku sebagai mahasiswa. Aku ingin belajar dari seorang tokoh dalam Novel ini. Ini adalah novel pertama karya adikarya novelis no. 1 di Indonesia yang aku pernah membaca tuntas. Meski mengagumi karya beliau yang lain melalui filmnya, yaitu Ketika Cinta Bertasbih 1 dan 2, tapi aku belum pernah membaca novelnya. (more…)

Keliling Belanda dengan NVO

Awalnya, aku adalah orang paling malas baca novel. Selain karena tidak ada gambarnya, juga karena jumlah halamannya yang membuat semangat bacaku runtuh berjatuhan tak bersisa. Tapi itu dulu, sejak dapat pinjaman novel Negeri 5 Menara dari Pak Husni, dan membaca novel kelanjutannya; Ranah 3 Warna berhasil membuatku ketagihan baca novel. Selain bisa menumbuhkan minat bacaku lagi, membaca novel juga bisa memberi pelajaran bagaimana teknik menulis yang baik dan benar.

Kini setelah Negeri 5 Menara, Ranah 3 Warna, sekarang dengan bangga aku mengatakan bahwa berhasil menuntaskan Novel Negeri van Oranje (NVO). Butuh empat bulan (lama sekali?) untuk menuntaskan novel Negeri van Oranje yang aku beli Pebruari lalu. Kesibukan kuliah dan berbagai aktivitas komunitas dan pekerjaanku membuat waktu untuk membaca novel harus berganti membaca jurnal, makalah, buku, paper tentang Teknik Informatika, dan tentunya pekerjaan lain yang sangat menyita banyak waktuku. (more…)

“Hadiah” dari Sang Idola

Novel Ranah 3 Warna bersanding dengan Negeri 5 Menara ditemani tas hadiah dari Mas Fuadi

Sebuah novel dikeluarkan Pak Husni dari salah satu loker di Laboratorium tempat biasa aku dan teman-teman warga lab berkumpul. Siapa yang mau pinjam, bawa saja! Pak Husni menawarkan kepada warga lab yang sedang asyik browsing internet. Mbak Fenny menyambutnya dengan senang dan membalik-balik novel tersebut membaca tulisan di cover depan dan belakang.

Negeri 5 Menara, nama yang unik menurutku, dengan A. Fuadi tertulis indah sebagai penulis dari novel ini. Lingkaran hijau bertuliskan National Best Seller tertempel gagah di pojok kiri cover novel tersebut. Keinginanku membacanya harus tertunda karena teman warga Lab, mbak Fenny ingin membacanya terlebih dahulu. Aku hanya bisa baca sinopsis novel tersebut di cover bagian belakang. (more…)

Embun Pagi Bernama Negeri 5 Menara


Meski super sibuk dengan tugas kuliah dan aktivitas komunitas, tapi saya sempatkan untuk membaca Novel yang berjudul Negeri 5 Menara, sebelumnya saya mau mengucapkan terima kasih kepada Pak Husni yang telah rela meminjamkan novel luar biasa ini kepada saya. Saya rasa novel ini sebuah karya yang fenomenal dari A. Fuadi. Setelah membaca tuntas banyak hal yang saya petik dari cerita dan tulisan yang terkadang membuat hati dan jiwa saya bergetar mendengar cerita yang penuh makna, selain itu tulisan kata demi kata dari Novel ini seolah membawa saya berada di dalam Pondok Madani (PM) di Ponorogo mengikuti petualangan Sahibul Menara. tidak jarang terbesut di dalam hati rasa keinginan untuk menuntut ilmu di sebuah pondok dengan sistem dan tenaga pengajar yang professional. Saya ingin belajar bahasa Arab dan Bahasa Inggris di pondok yang tidak diragukan lagi kemampuannya untuk mendidik siswa/santrinya agar bisa bersaing di dunia global yang penuh persaingan seperti sekarang ini.

Novel ini seperi memberi saya sebuah pelajaran tentang pentingnya kerjasama, keikhlasan, disiplin, dan persaudaraan. Masih banyak yang bisa dipelajari mulai bagaimana kita seharusnya dalam belajar dan menuntut ilmu, tidak jarang juga Novel best seller ini membuat saya tertawa dengan selipan humor khas pondok. Novel ini memberikan warna baru dalam kesibukan saya yang penuh dengan dunia teknologi sehari-hari. Kisah inspirasional yang patut dibaca oleh semua pemuda di Indonesia, kalau perlu seluruh dunia. (more…)