Bersihkan Hati dengan Berwisata Religi

Published by ALAM on

Foto di depan pintu gerbang Aer Mata, pada wisata religi tahun 2007 (Keliling Madura)

Statistik tersembunyi menjadi nyata ketika kemarin tanggal 26 Juli 2011, tepat 5 hari sebelum puasa aku dan jema’ah dhiba’an Desa Kebun berangkat berziarah 5 wali. ternyata setiap dua tahun sekali, perkumpulan setiap malam selasa ini berangkat ziarah makam waliyullah. hal seperti ini sudah biasa terjadi di Madura dan beberapa daerah lainnya. karena merupakan sebuah wisata religi yang sangat berharga bagi semua yang melakukan, dengan wisata religi seperti ini membuat kita ingat akan Kebesaran Sang Maha Pencipta, selain itu juga dapat membuka mata hati kita bahwa kematian itu sangat nyata adanya.

Setiap dua tahu sekali (sebuah statistik yang tidak disengaja) aku dan anggota Dhiba’an menyelenggarakan wisata religi, biasanya dilakukan beberapa hari menjelang puasa. tahun 2007 kita bewisata religi mengililingi makam para penyebar agama Islam di Madura, mulai dari Makam Syaichona Cholil di Bangkalan sampai berbagai makam penyebar Agama Allah di Sampang, Pamekasan dan Sumenep.

Foto di depan makam Syekh Maulana Malik Ibrahim bersama Shogun ’94

Dua tahun berselang, aku dan beberapa teman Remas Masjid Al-Kabir membersihkan hati sebelum menyambut Ramadhan tahun 2009 dengan berwisata religi ke 5 wali yang tersebar di Jawa Timur dengan mengendarai Motor. Shogun ’94ku yang waktu itu masih ‘njreng’ menjadi saksi tak bersuara mengantarkan diri mendo’akan para wali yang berjasa mengantarkan Agama Allah di Pulau Jawa dan sekitarnya, sebuah petualangan yang luar biasa. 10 orang dengan 5 motor kita berbaris seperti semut raksasa menyisiri Bangkalan dan bagian utara Jawa Timur. dari kelima motor yang digunakan, motorku merupakan yang tertua, Allah memberikan peringatan kepada teman-teman yang lain agar menjagaku di perjalanan dengan menghentikan laju motorku di daerah super padat dekat Suramadu. Shogun ’94ku kala itu tiba-tiba ‘ngambek’ dan tidak mau berjalan. terlihat bensin mengucur dari dalam carburator. istilahnya “banjir”. semuanya berhenti dan meminggirkan sepedaku dari kepadatan kendaraan yang tak sebanding dengan sebuah gang kecil menuju Sunan Ampel dari daerah Suramadu.

Setelah diperbaiki, aku menjadi diperhatikan, dan disuruh menjadi rombongan paling depan, dengan begitu jika tejadi apa-apa (baca: mogok) di tengah jalan bisa terlihat teman-teman lain yang ada di belakangnya. betul saja; andai saja kalau “peringatan dari Allah” yang berupa motorku mogok ini, mungkin aku akan ditinggal dari rombongan dan tidak tahu apa yang terjadi denganku jika di tengah jalan mogok, mengingat ke-4 motor yang lain merupakan motor tahun 2000-an, dua diantaranya masih ‘gres’ alias baru. Alhamdulillah, sampai Tuban Shogun 94ku tidak mengalami masalah apapun.

Berisitirahat di Masjid Al-Ibrahimy yang berada di bibir pantai utara Pulau Jawa

Karena perjalanan cukup panjang dan sangat melelahkan, kami memutuskan beristirahat diantara Sunan Drajat sampai Sunan Bonang. kami memilih istirahat di sebuah Masjid yang sangat unik karena berada tepat di bibir pantai utara Lamongan. Al-Ibrahimy, begitulah tulisan disebuah papan nama terbuat dari batu bata dan semen. Pemandangan laut Jawa terhampar dari tempat wudhu’, semilir angin laut menyejukkan kelelahan raga mengendarai motor, Masjid ini berada di kecamatan Paciran – Lamongan sekitar 1 km sebelah barat Wisata Bahari Lamongan (WBL).

Foto teman saya (kopyah putih) ketika menuju masjid Agung Tuban sekaligus menyaksikan karnaval

Badan terasa segar setelah mandi di Masjid Al-Ibrahimy, kita memacu gas menuju Tuban untuk mengunjungi sekaligus berziarah ke makam Sunan Bonang di Tuban, perjalanan yang ditempuh lumayan jauh. Melewati hutan jati yang terhampar di pinggir jalan melewati pesisir Pantai akhirnya sampai di Masjid Tuban yang kebetulan berada di depan Alun-alun yang terlihat lebih meriah dari hari-hari biasanya. Ya! waktu itu sedang ada karnaval untuk meriahkan 17agustusan. Selesai ziarah, kita istirahat sekaligus shalat ashar di Masjid Agung Tuban yang sangat megah ditemani terhampar pemandangan kemeriahan karnaval di alun-alun Tuban.

Masjid Agung Tuban

Hari sudah menjelang gelap, kita langsung balik kanan dan menempuh perjalanan panjang dari Tuban – Madura, sampai di Madura pukul 23.00 wib dengan selamat dan berjuta kenangan tersirat di sebuah hari yang spesial itu. — baca juga Bersihkan Hati dengan Wisata Religi Bag. 2 –

Download Lengkap foto wisata religi


ALAM

blogger and founder @plat_m, think about Indonesia, act in Madura, studying smart city, community developer, @limaura_'s husband | E: nurwahyualamsyah@gmail.com | LINE: @wahyualam

2 Comments

NyapsaB.org · August 7, 2011 at 07:20

Insya Allah Tim NyapsaB akan meng-Eksplorasi Situs Aermata..

    wahyualam · August 11, 2011 at 14:46

    ditunggu laporannya bro 🙂

Leave a Reply

Avatar placeholder