Karena Kampus Tak Melulu Tentang Akademis

Published by ALAM on

Aku mau cerita tentang hal receh, mudah, sederhana, tapi sangat membantu kehidupanku selama menjadi mahasiswa baru di Taiwan. Satu semester sudah terlewati. Ini first-impression yang aku rasakan belajar di National Taiwan University of Science and Technology (NTUST).

Catatan kecil di akhir semester dimulai dari:

Email. Sepanjang satu semester lebih 800 email aku terima. Semua informasi di kampus diinformasikan via email, seperti hal penting tentang kurikulum, seluruh kegiatan mahasiswa, acara kampus, kegiatan perpustakaan, buku terbaru di perpustakaan, hingga informasi mati listrik/internet/air hingga perbaikan-perbaikan ruangan. Tak ada lagi ceritanya kaget karena listrik/internet/air mati. Sehingga bisa agendakan jalan-jalan keluar jika listrik di kampus mati seharian, agar tidak garing akhir pekan tanpa listrik di dorm. Juga tidak akan ada lagi perlombaan membuat banner besar di penjuru kampus, apalagi hingga ditaruh di motor yang parkir. Informasi penting semuanya ada di email.

Senja di kampus NTUST

Vending machine untuk cetak transkrip. Tidak lagi harus menunggu satu minggu untuk mencetak transkrip harus cukup masukkan koin 10 NT, masukkan ID student dan tanggal lahir, keluar lah itu transkrip layaknya membeli coca cola di bandara.

Alat fotocopy tersedia untuk publik di bagian administrasi, jika ada mahasiswa yang lupa tidak fotocopy, dengan senang hati di-fotocopy-kan. Ada juga mesin fotocopy self-service 1NT dengan menggunakan e-Money easy card. Tak ada lagi harus keluar ruangan dan tertunda mengurus administrasi hanya demi fotocopy selembar persyaratan yang terlupa. Belum lagi jika tempat fotocopy-nya harus keluar kampus.

Email pasti direspon. Pernah email ke bagian akademik universitas, justru yang balas Kaprodi dan dosen mata kuliah. Satu email, direspon tiga orang sekaligus: akademik universitas, kaprodi dan dosen yang bersangkutan. Dan response time-nya kurang dari tiga hari.

Kemarin ada email dari perpus, mereka mengajak untuk nonton bareng film Mission Impossible: Fallout. Diadakan gratis di aula yang di-set mirip bioskop di kampus. Perpus pun paham betul konsep ‘santai’ dari Rhoma Irama, harus ada santai sehari dalam seminggu.

Survey setiap matakuliah itu biasa di akhir semester. Ini survey kantin, iya betul, aku menerima dua kali email tentang permintaan mengisi kuisioner kantin, tujuannya untuk memperbaiki kualitas kantin. Biasanya, survey ini akan benar-benar dibuat acuan untuk semester depan. Sehingga selalu ada improvement kualitas dari semua sisi pelayanan kampus terhadap mahasiswa, termasuk kantin sekalipun.

Sekarang kampus NTUST lagi sayang sekali dengan yang namanya toilet. Beberapa gedung sudah mulai memperbaiki toilet dengan standar mall berbintang. Sekali lagi, kampus tahu bahwa toilet bersih akan melahirkan ide-ide cemerlang yang akan mengubah dunia. Hehehe.

Ini bukan tentang canggihnya teknologi. Ini tentang niat melayani. Hal-hal di atas sangat bisa dilakukan kampus di Indonesia. Bikin alatnya gampang, teknologi bisa dipelajari, namun membangun sistemnya itu yang tidak mudah. Semoga bisa menjadi sedikit referensi bagi pejabat/dosen/civitas kampus yang lagi mengabdi di bumi ibu pertiwi.

Categories: #ALAMelihat

ALAM

blogger and founder @plat_m, think about Indonesia, act in Madura, studying smart city, community developer, @limaura_'s husband | E: nurwahyualamsyah@gmail.com | LINE: @wahyualam

0 Comments

Berikan Komentar

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.