Selfie di Bandara Changi
Selfie. Yes, itu hal pertama ketika aku keluar dari cerobong pesawat. One picture, please! – kampungan? Okelah!
Begitu keluar dari pintu pesawat. Sudah terasa kecanggihan bandara Changi. Bandara Changi adalah merupakan salah satu fasilitas penerbangan terbaik di Asia dan dunia. Bandara ini dikelola oleh Otoritas Penerbangan Sipil Singapura (CAAS). Bandara Changi juga merupakan pangkalan Singapore Airlines, SilkAir, Valuair, dan Tiger Airways.
Aku tidak buat itinerary apapun di Singapura. Target kami cuma satu: berfoto dengan latar Merlion. Setelah itu kembali ke Bandara dan menunggu perjalanan selanjutnya ke Taipei.
Sambil menunggu beberapa kawan yang masih mampir ke toilet, aku dan Saide menggunggah foto selfie Facebook. Setidaknya memberi kabar kalau kami sudah tiba di Singapura. Itu penting buat keluarga, lho! Lupakan hal gila tentang selfienya.
Ternyata ngga sulit mencari sinyal wifi di bandara yang punya tiga terminal ini. Cukup mencari wifi dengan nama Changi, kemudian login ke browser dengan memasukkan nomor ponsel kita, maka kode wifi pun akan diberikan via SMS secara otomatis dan internet pun bisa dinikmati. Sambil menjawab satu per satu komentar dan menunggah beberapa foto, aku menyerahkan semua agenda perjalanan ke Adityas Kemal. Seorang kawan yang pernah ke Singapura beberapa kali. Bahkan beberapa bulan lalu baru kembali dari Singapura mengikuti sebuah acara internasional.
Baterai ponsel tinggal tiga belas persen. Sial, aku menyesal ngga membeli power bank ukuran besar dari Indonesia. Power bank berkapasitas kecil terasa berharga jika sudah seperti ini. Padahal rasanya aku mau mengabadikan semua sudut bandara ini. Ngga banyak yang bisa aku lakukan. Aku harus matikan ponsel dan memberinya asupan power bank, berharap masih bisa digunakan untuk jalan-jalan mengitari area Merlion, Marina Bay, Garden by the Bay, dan sekitarnya.
Kemal mencari informasi di komputer yang disediakan gratis di bandara dengan koneksi internet yang kencang.
Aku tak ada gambaran bahkan bingung mau dimulai dari mana. Aku pasrah diajak Kemal kemana. Saking pasrahnya aku tak riset apa saja di Changi, bagaimana naik MRT ke Merlion, ada apa saja di Singapura. Tak ada persiapan apapun. Benar-benar blank-trip. Ditambah baterai menipis, menambah ke-tidak-semangat-anku.
“Kemal, perjalanan ini, kamu adalah kaptennya!†– ujarku kepada Kemal sambil menepuk pundaknya.
Sambil menunggu instruksi dari Kemal, aku melihat-lihat bandara Changi. Terkadang menikmati suasana baru tanpa gangguan ponsel itu menyenangkan.
Kondisi di dalam Bandara begitu ramai. Papan petunjuk bertebaran di langit-langit. Karpet yang digunakan berwarna-warni. Bersih dan begitu empuk. Jika di Jakarta dan Surabaya, tak begitu banyak bule yang terlihat. Di Changi terlihat bule dari berbagai negara dan etnis. India, Afrika, Eropa, Arab, Amerika bersatu. Kulit hitam, kulit putih hingga yang menggoyang-goyangkan kepala kalau berbicara. Begitu khas.
Bandara ini kaya akan fasilitas. Nyaris semua fasilitas yang dibutuhkan turis tersedia di depan mata. Jika bisa dan mau untuk membaca, sebenarnya tidak perlu bingung.
Ada papan petunjuk super lengkap, ada koneksi internet gratis, jika tak punya smartphone, disediakan komputer dengan koneksi internet, butuh air bersih ngga perlu beli. Sudah ada wastafel di berbagai sudut yang digunakan untuk mengisi air mineral. Jika masih bingung, datanglah ke information center yang terdapat di berbagai sisi.
Saking kerennya, Bandara Internasional Changi pernah memenangkan penghargaan Airport of the Year 2006 oleh Skytrax. Berhasil mengalahkan saingan ketatnya, Bandara Internasional Hong Kong, yang memenangkan penghargaan tersebut sebanyak 5 kali berturut-turut, dari tahun 2001-2005, dimana saat itu Bandara Changi Singapura hanya berhasil menjadi runner-up.
Jangan ditanya ada tempat makan atau belanja. Jawabannya banyak. Berbagai merchant terkenal ada di sini. Namun jika tak membawa uang banyak sepertiku, lebih baik berpuasa. Harganya sangat mahal. Aku rasa semua orang tahu tentang hal ini.
Seperti Kapten kami kebingungan. Sama seperti kami. Akhirnya aku mengambil langkah untuk melakukan hal terdekat yang bisa dilakukan: menitipkan barang.
Benar, di Changi kita bisa menitipkan barang, sehingga tak perlu lagi repot membawa koper jika ingin jalan-jalan keliling Singapura. Setelah bertanya ke information center, akhirnya aku tahu tempat penitipan barang di bandara Changi bernama ‘left baggage’. Letaknya di belakang chocolate store. Fasilitas baggage storage ini tersedia di semua terminal.
Itinerary kedua adalah sholat. Kami mencari mushola. Ngga sulit mencarinya, karena mudah terlihat. Di papan petunjuk terlihat tulisan ‘prayer room’. Kami tinggal mengikuti arahnya.
Mushola di Masjid Changi dingin sekali. Derdampingan dengan meditation room, tempat ibadah umat Budha. Baru kali ini ngeliat ada tempat ibadah agama lain di bandara. Air wudhu di mushola menggunakan sistem one-click, hanya sekali tombol, maka air akan mengucur selama beberapa detik kemudian akan berhenti secara otomatis. Jika ingin membiarkan air mengucur terus menerus, berarti harus menekan tombolnya secara terus menerus. Ini salah satu sistem penghematan air di Mushola.
Aku mencari colokan. Kegiatan khas yang biasa dilakukan dimana saja di Indonesia. Colokan banyak tersedia, namun sayang di area Mushola tidak ada yang bisa digunakan. Karena colokannya menggunakan tiga kaki.
Air Wudhu masih tersisah di wajah. Kami menjadi lebih tenang. Hanya aku yang masih galau karena baterai ponselku menipis. Power bank kecil ini hanya bisa menambah sepuluh persen isi baterai. Karena ponselku tepar, aku pasrahkan itinerary keluar dari bandara Changi ke kapten Kemal.
Dan perjalanan mencari Merlion pun dimulai.
5 Comments
siuplug · October 27, 2015 at 14:52
kan ada pohon narsis di bandara chang’i, harusnya sekalian pajang foto disana, haha
Wahyu Alam · October 27, 2015 at 15:04
Oiya? Wah km ngga kasi tahu sik. Jadi ngga sempat kmrn. Hahaha..
siuplug · October 27, 2015 at 15:06
hahaha, nanti kalo plg aja kamu singgah lagi, sama ada taman bunga , tapi kemarin aku kesana masih dalam tahap renovasi
Wahyu Alam · October 27, 2015 at 15:07
Bandaranya luas, terus punya agenda keliling Singapur sebentar, jd ngga sempat eksplorasi lebih lanjut..
siuplug · October 27, 2015 at 15:08
iya, bandara nomer satu kan sekarang? atau udah nggak? eh kolom komentarnya makin lama makin kecil