1 Pulau, 4 Kabupaten, 5 Workshop | Bag. 2

Published by ALAM on

Bisnis Madura Go Online

Melanjutkan tulisan yang pertama, berikut aku ceritakan kisah menarik di balik Bisnis Madura Go Online (BMGO).

Perdana, butuh Wi-Fi Dadakan!

Di Sampang, secara garis besar BMGO berjalan dengan normal. Meski ada beberapa kejadian yang membuat supervisor Sampang keluar keringat dingin. Hujan di pagi hari membuat mas Gunawan was-was peserta tidak ada yang hadir. Apalagi hujan cukup deras. Parahnya lagi, venue harus dipindah ke dalam ruangan karena tempat yang diset sebagai tempat BMGO edisi perdana basah terkena hujan. Alhasil, kami memindah barang-barang peralatan tempur BMGO seperti sound system, kursi, LCD Projector dsb.

Cukup sulit mencari tempat berkumpul yang luas dan berinternet cepat di Sampang. Menara Fried Chicken menjadi tempat yang terbaik untuk BMGO edisi perdana. Celakanya, sinyal wifinya begitu kecil, bisa digunakan tapi tidak untuk semua peserta. Panitia kebingunan, padahal semua proses BMGO memerlukan akses internet. Mas Gunawan bahkan berinisiatif mengambil modemnya untuk dipakai di kafe ini. Usaha itu gagal dilakukan. Mau meminta bantuan Telkom, tetapi ini hari Minggu, Telkom tutup.

Untunglah, tim kreatif Plat-M memang kreatif. Mereka mempunyai modem yang bisa di share. Cukup cepat, tetapi kouta internetnya menunjukkan grafik menurun, sebentar lagi mati kehabisan pulsa. Setelah aku tanya, modem itu bisa digunakan untuk 20 peserta yang hadiar dengan catatan mengisinya pulsa. Baiklah, tanpa berpikir, aku memutuskan untuk membeli pulsa 100 ribu untuk modem itu. Semoga bisa membantu.

Dan ternyata, jurus mendadak tim kreatif itu berhasil menanggulangi akses internet yang sangat minim. BMGO edisi berjalan normal dengan WiFi dari modem yang di share menjadi mini hotspot.

Akhirnya, benar-benar 4 Kabupaten!

Kisah BMGO di Pamekasan sudah aku tulis sebelumnya di blog ini dan menjadi empat tulisan, ini adalah salah satunya. BMGO awalnya hanya diadakan di tiga kabupaten dari empat kabupaten di Madura. Sumenep tidak termasuk, karena Plat-M kekurangan personil di Sumenep.

Ternyata, pada BMGO edisi Pamekasan ini ada peserta yang hadir langsung dari kabupaten sebelah, Sumenep. Dia bernama Marzuki. Orangnya sederhana, namun penuh antusias. Saking antusianya, dia protes karena BMGO tidak diadakan di Sumenep. Setelah berdikusi saat ISHOMA, Marzuki bersedia menjadi supervisor BMGO edisi Sumenep.

Semangatnya begitu menggebu, saking semangatnya H+1 BMGO edisi Pamekasan, Marzuki sudah memberi kabar bahwa sudah melakuakan “deal” dengan Telkom Sumenep untuk menggunakan BLC Sumenep sebagai venue BMGO edisi Sumenep. Berkat usaha dan semangat mas Marzuki, BMGO edisi Sumenep benar-benar diselenggarakan bekerjasa sama dengan Telkom Sumenep dan Dinas Koperasi dan UMKM. Berikut cerita tentang BMGO Sumenep bisa diakses di sini.

Adanya BMGO Sumenep membuat aku dan teman-teman Plat-M tersenyum lebar. Bahwa akhirnya, Plat-M bisa mengadakan acara di empat kabupaten. Madura yang begitu luas membuat Plat-M mengalami kesulitan saat mengadakan acara di Sumenep, kabupaten ujung timur Madura yang menjadi peradaban sejarah dan budaya Madura.


ALAM

blogger and founder @plat_m, think about Indonesia, act in Madura, studying smart city, community developer, @limaura_'s husband | E: nurwahyualamsyah@gmail.com | LINE: @wahyualam

0 Comments

Berikan Komentar

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.