Kisah Tentang 10 Kelas
Setiap kelas berbeda. Mereka punya kelebihan dan ngga punya kekurangan. Semua kelas menyenangkan. Aku akan selalu mengingat dan rindu berada di depan mereka. Aku akan selalu mengenang masa-masa aku berada di depan mereka, menyampaikan materi dan bercerita tentang kisah-kisah inspiratif. Bercanda gurau namun tetap ilmiah dan tetap memberikan mereka semangat dan motivasi.
Berbeda dengan kebanyakan guru yang senang jika mendapatkan jam banyak, karena memang tuntutan sertifikasi. Aku justru menarik nafas dalam-dalam ketika Pak Fauzi memberiku jatah 10 kelas. Ini tentang tanggung jawab. Semoga aku bisa menjalaninya. Bismillah.
Dan ini adalah perwakilan pemenang untuk kelas X1. Mau main game "bisa jadi bisa jadi" lagi? pic.twitter.com/J90Xhpube5
— SMAN 4 Bangkalan (@SMAN4Bangkalan) November 1, 2013
Kelas X1. Kelas ini adalah kelas yang tidak bisa diam. Aku pernah tes, kelas ini bisa diam kurang dari 30 detik. Susah diatur dan begitu ramai. Dimotori oleh Kemal, kelas ini begitu aktif, ada yang tertawa satu, semuanya bakal mengikuti, alhasil pelajaran yang seharusnya sesuai dengan RPP bisa gagal total dengan ramainya mereka. Puncaknya saat semua cowok di kelas ini diminta keluar oleh BK karena tersangkut kasus kedisiplinan. Elus-elus dada kalau sudah begini. Tapi sebenarnya kelas inilah kelas yang paling lunak. Kelas inilah yang pertama aku beri tahu tentang rencana selesainya “masa bakti” di SMAN 4. Dan aku keluar kelas tidak kuat dan tidak tega melihat beberapa cewek di kelas ini menangis. Tersedu. Ingin rasanya menghampiri mereka dan memeluknya. Tapi itu akan membuat mereka semakin berat meninggalkanku. Maka, aku putuskan tersenyum dan keluar, padahal hatiku terasa sesak saat itu. Maafkan aku, guys!
Kalau yg ini, pemenang dari kelas X2. Keren kan? pic.twitter.com/AcxOSF5sJR
— SMAN 4 Bangkalan (@SMAN4Bangkalan) October 29, 2013
Hiasan kreatif berbentuk bunga buatan di kelas X2. Mereka memanggil kelasnya Twister. Cc @infoBangkalan pic.twitter.com/fwdiAei0Hl
— SMAN 4 Bangkalan (@SMAN4Bangkalan) September 3, 2013
Kelas X2. Aku menjuluki kelas ini adalah kelas yang paling rajin. Semua rencana pembelajaran yang aku buat, lancar diterapkan di kelas ini. Begitu penurut dan aktif. Selain itu anak-anaknya juga kreatif dan tahu kapan saat serius dan tahu kapan saat becanda. Aulia Azkamil adalah yang paling menonjol. Siswa cantik ini sepertinya banyak lebih tahu daripada teman-teman yang lain. Hanya saja, karena kelasnya yang berada di lantai dua di gedung baru, maka suasana panas kerap menemani kita saat belajar. Terlebih, aku mengajar di kelas ini pada hari Senin jam terakhir, antara jam 12.45-13.45, kelas yang terang benderang membuat sinar projector tidak terlihat, akibatnya sering aku pindahkan ke perpustakaan. Namun, tetaplah ceria kelas X2. Lanjutkan kerajinan kalian semua. Bapak bangga kepada kalian!
Kelas X3. Faris dan Husnul adalah “perusak” kelas ini. Perusak bukan dalam artian negatif, tapi perusak pikiranku. Mereka berdua adalah ikon kelas X3. Setiap bertemu denganku, mereka begitu semangat dan selalu mengambil tanganku untuk diciumnya. Tidak hanya di dalam kelas, tetapi sering diluar kelas. Hal ini yang membuatku gampang mengingat keduanya. Di kelas ini, aku sering memutarkan musik Adele – Make You Feel My Love. Mereka menirukannya dengan gaya khas mereka. Gerumpel ngga jelas. Kisah tentang Mr. Bean-nya kelas X3 juga tidak akan pernah aku lupa. Maafkan aku, guys, aku ngga bilang dan menjelaskan di kelas saat pertemuan kita yang terakhir. Aku takut kalian sedih. Kalau kalian sedih, akupun akan sedih. Tetaplah aktif. Ingat pesan Bapak tentang kisah-kisah “The Power of Kepepet” dan “Se Laen Deddhih!”
— SMAN 4 Bangkalan (@SMAN4Bangkalan) September 3, 2013
Kelas X4. Kalau ditanya siapa orang paling aktif dan pintar di kelas sepuluh, aku akan memilih Zahroh di kelas X4. Dia sejak pertama bertemu begitu aktif dan selalu ceria. Sepertinya dia sangat haus akan pengetahuan dan ilmu. Aku senang sekali mengajar di kelas X4 karena waktunya jam 1 di hari Jum’at, jadi aku menemui mereka di setiap mereka memakai seragam pramuka. Kelas ini paling cerewet. Mereka selalu bertanya akan hal yang aku jelaskan di papan, aku senang melihatnya. Kelas ini adalah kelas yang paling rapi dan semangat belajarnya. Bisa cepat fokus dan jarang sekali ramai. Mungkin karena waktu TIK adalah pagi hari, sehingga pikiran masih fresh dan bisa fokus lebih lama.
Kalau yg ini adalah perwakilan pemenang dari kelas X5. pic.twitter.com/LlaY4hReHu
— SMAN 4 Bangkalan (@SMAN4Bangkalan) November 1, 2013
Di kelas X5 ada seorang siswi yang dia lebih aktif dari teman-temannya. Saat pertama kali perkenalan di depan dia sudah seperti artis yang bisa menghibur teman-temannya, kemampuannya itulah yang membuatku menjulukinya “artis”. Ternyata sampai sekarang, teman-temannya tetap memanggil dia Artis. Di kelas ini, tidak ada satupun yang menggalau. Semuanya ceria, dan bahkan terlewat ceria. Aktif dan sedikit perlu kerja ekstra membuat mereka tentram dan fokus belajar, salah satunya dengan memberikannya permainan menarik tetapi tetap bisa belajar tentang TIK. Salah satu permainan yang pernah dihadirkan di kelas ini adalah permainan “Bisa-jadi-bisa-jadi”. Semuanya aktif dan dapat belajar dengan menyenangkan. Roid dan Apriyanto adalah siswa yang berbeda. Roid adalah siswa yang lucu dan menggemaskan, saya mengganggap dia adik saya. Apriyanto adalah siswa yang punya mental dan sikap sangat dewasa. Lebih dewasa dari umurnya yang masih belia. Paling dewasa diantara seluruh kelas sepuluh.
Kelas X6. Kelas ini lebih ramai dari kelas X5. Bahkan paling ramai, dipandu oleh Andi yang lucu membuat kelas ini aktif dan terkesan urakan. Namun, aku tetap senang, karena urakan mereka adalah urakan pelajaran bukan urakan seperti yang ada di warung kopi. Ketika aku minta mereka belajar, semuanya serius dan belajar dengan baik. Keunggulan X6 dari kelas-kelas yang lain, kelas ramai, tapi ramainya penuh intelektualitas. Aku dijuluki bapak Woles, karena aku sempat cerita tentang fenomena Woles. Duh, aku akan merindukan aksi Andi, Hartono, dan kawan-kawannya yang selalu berhasil membuatku tertawa lepas.
Kelas X7 sedang keroyokan belajar twitter. Wooi, itu laptop cuma satu. hati2 yak. pic.twitter.com/AMD5mfa4in
— Wahyu Alam (@wahyualam) November 21, 2013
Kelas X7. Desain kelas yang berlatar merah membuatku selalu senang masuk ke kelas ini. Ngga ada yang spesial kecuali adanya Tobibul Ikhsan. Dia siswa yang gendut dan menggemaskan. Aku sangat suka dan senang melihat siswa yang tembem. Pipinya mengembung seperti balon. Lucu. Salah satu peristiwa yang istimewa di kelas ini adalah saat masuk ke kelas ini semua siswa terlihat murung. Tidak ada lagi kecerian, mungkin mereka berada di dalam titik jenuh. Aku menyuruh mereka menutup buku mereka. Kemudian meminta mereka tarik nafas dalam-dalam dan keluarkan pelang-pelan. Aku minta mereka memejamkan dan secara bersamaan aku langsung memutar lagu Kenny G untuk merelaksasi. Mirip seperti hipnotheraphy, tapi ala Wahyu Alam. Alunan Kenny G yang menyeruak se ruangan dan sepi, semua siswa menutup matanya. Mereka seperti rileks sekali. Aku ucapkan kalimat positif untuk memberikan mereka energi baru. Dan diluar dugaanku, ada yang menangis dan menitikan air mata begitu deras. Mungkin dia sangat menikmati apa yang aku ucapkan. Setelahnya mereka kembali belajar. Terkadang, memang relaksasi seperti ini harus dilakukan.
Cewek yg tertawa ini adalah perwakilan pemenang dari kelas X8 pic.twitter.com/UI6fT1wQnk
— SMAN 4 Bangkalan (@SMAN4Bangkalan) November 1, 2013
Kelas X8. Kalau ada yang paling pintar dan paling ramai, kelas ini adalah kelas paling pemalu. Mereka semuanya pemalu dan saking malunya mereka agak susah ketika diminta maju ke depan menjelaskan sesuatu tentang pelajaran. Namun, di kelas ini mereka kreatif. Struktur kelas X8 adalah yang terbaik dari kelas-kelas yang lain. Selain itu, di kelas ini ada seorang siswa yang punya kelebihan dalam kekurangan. Dia kesulitan bicara, dan punya masalah dalam tinggi badan dan mengalami cacat di tangan kanannya, namun siswa bernama Hannie Arrasyi ini dibilang paling pintar di kelasnya. Meski tulisannya susah dibaca dan mirip seperti tulisan anak kelas 1 SD, namun yang dia tulis itu benar.
Rizal adalah pemenang games bisa jadi bisa jadi di kelas XI IPA1, pengen tahu siapa pemenang di kelas lain? pic.twitter.com/WEG0A3jZLw
— SMAN 4 Bangkalan (@SMAN4Bangkalan) October 31, 2013
Jumlah siswi lebih banyak daripada jumlah siswanya. Lihat saja, lebih banyak yang berkerudung. #SebelasIPA1 pic.twitter.com/Om1JSLKJuz
— SMAN 4 Bangkalan (@SMAN4Bangkalan) October 10, 2013
Kelas XI IPA1. Karena sudah aku pegang sejak semester dua di kelas X, jadi aku lebih gampang mengontrolnya. Mereka sudah tahu bagaimana cara aku mengajar dan bisa menyesuaikan. Kelas XI IPA1 adalah kelas terbaik dari 10 kelas yang aku ampu. Mereka seperti kumpulan siswa terbaik di dalamnya. Ada Azka dan Nanda yang menonjol di TIK. Malik adalah yang menjadi perhatianku. Dia adalah siswa yang ngga terlalu pintar tetapi selalu perhatian terhadap gurunya. Tanpa diminta, dia akan senang hati membantu membereskan peralatan perang yang aku bawa. Terlalu berat meninggalkan kelas ini. Maaf, kemarin aku ngga sempat pamit. Aku ngga ingin kalian hebot dan sedih. Aku bangga terhadap kalian semua, sayang ngga dapat jaketnya!
Ini adalah Aisyah, perwakilan pemenang game "bisa jadi bisa jadi" untuk kelas XI IPA2 pic.twitter.com/rlDoLc03Xr
— SMAN 4 Bangkalan (@SMAN4Bangkalan) November 1, 2013
pada sibuk ngetweet… di XI IA 2!!! @SMAN4Bangkalan @wahyualam pic.twitter.com/E56IPGTE7a
— Risman Adiwijaya (@RismanAdiwijaya) November 20, 2013
Kelas yang sering manggil aku "Ayah", ngga tahu kenapa. Kelas XI IPA2 di @SMAN4Bangkalan pic.twitter.com/00VEiywUW5
— Wahyu Alam (@wahyualam) November 20, 2013
Kelas XI IPA2. Ah, terlalu banyak cerita di kelas ini. Mulai bersama wali kelasnya, hingga kisah lucu-lucu siswa di dalamnya. Kelas pintar? ngga juga. Kelas biasa saja, tapi mereka aktif tapi tetap sopan. Aisyah seolah menjadi pemandu kelas. Risman dan Okti adalah siswa binaanku sejak kelas X. Sedih rasanya tidak bisa memantau mereka langsung. Meilani dan Erni yang selalu semangat membelikan aku rujak yang lezat. Larasati yang senang aku goda. Valenza dengan gaya khasnya, Vega yang ramai dan cuap-cuap. Gita yang gaul dan semangat belajarnya. Jadi ingin disebutkan satu-satu. Aku akan merindukan kalian semua, guys. Salam ke wali kelasnya ya! #eh
Setiap kelas berbeda. Mereka punya kelebihan dan ngga punya kekurangan. Semua kelas menyenangkan. Aku akan selalu mengingat dan rindu berada di depan mereka. Aku akan selalu mengenang masa-masa aku berada di depan mereka, menyampaikan materi dan bercerita tentang kisah-kisah inspiratif. Bercanda gurau namun tetap ilmiah dan tetap memberikan mereka semangat dan motivasi. Aku juga merindukan ketika mereka menarik tanganku dan menciumnya. Seolah aku adalah guru senior. Padahal sebenarnya aku ngga pantas disungkem seperti itu. Tapi ini sudah menjadi tradisi dan budaya di sekolah. Apa boleh buat.
Yang jelas, mereka adalah orang yang paling perhatian dari semua orang yang kukenal. Mulai dari ujung rambut hingga ujung kaki mereka lihat dan perhatikan secara detail. Jangan coba-coba ada yang salah, mereka pasti berbisik ke teman sebangkunya dan tertawa sembunyi-sembunyi. Aku pernah ditertawakan secara sembunyi-sembunyi saat kancing kemejaku lepas satu. Aku ngga sadar, namun yang jelas banyak siswa yang melihat bagian dadaku dan tersenyum kemudian berbisik ke teman sebelahnya. Ah, tingkah mereka pasti aku akan rindukan.
Semoga hal kecil yang aku lakukan bisa menginpirasi mereka, meski hanya satu semester yang kita bertemu, tapi aku bangga akan mereka. Aku memang mengajar mereka, tapi sebenarnya akulah yang belajar banyak ke mereka.
Tetap semangat guys, kalian abadi berada di dalam hatiku!
3 Comments
MOH. FAUZI · September 16, 2014 at 07:13
Bagaimana kabarnya sobat? Saya dan sohib2 lagi menunggu kabar dan undangan tenda birunya…..?
Wahyu Alam · September 16, 2014 at 09:02
Kabarnya baik Pak Fauzi. 🙂
Terimakasih doanya, nanti insyaAllah akan diundang. 😀
indahjuli · December 7, 2013 at 07:58
Dari ceritanya serasa ada di kelas-kelas itu.
Semoga mereka dapat guru pengganti yang sama denganmu ya 🙂