Teknologi Punya Hati, Atau Hati Punya Teknologi?

Published by ALAM on

Ilustrasi: I’m a Technology

Kedua speaker di kanan dan kiri dengan semangat mengeluarkan suara lagu-lagu religi dari “buku catatan elektronik” ini. Secara otomatis jari jemari menggerayang di atas keyboard untuk menekan tombol satu demi satu sesuai keinginan hati dan pikiran yang berkolaborasi memunculkan kalimat demi kalimat. Sepinya ruangan, sepinya hati, sepinya batin, menambah mudah untuk merangkai huruf demi huruf sehingga tersambung menjadi suatu kalimat yang bisa menginspirasi pembacanya.

Sebuah buku tulis, ponsel, mouse dan segelas teh terdiam seolah menyimak pembicaraan antara hati dan pikiran yang seolah memecah keheningan malam. Selama berbulan-bulan rasanya hati ini tidak henti diuji dengan rasa takut, galau, pesimis, marah, susah dan merasa terbebani. Ingin rasanya melupakan semua yang ada di depan mata dengan pergi ke negeri sebelah agar semua pekerjaan, beban dan perasaan yang mengrogoti hati ini hilang. Tapi tindakan ini terlalu lucu bagi seorang lelaki yang seharusnya bisa memimpin. Memimpin diri sendiri rasanya lebih sulit dari pada memimpin banyak orang. Maka dari itu pemimpin harus bisa memimpin dirinya sendiri sebelum memimpin orang lain. Bagaimana bisa memimpin diri sendiri dan orang lain jika di dalam hati ini terdapat banyak bug yang harus segera di perbaiki.

Seolah terlalu banyak bug atau error di rangkaian skrip yang tertulis, sehingga membuat hati ini tidak bisa di running. Akibatnya kinerja yang selama ini baik dan normal menjadi error tak terkendali. Semakin dicari bug-nya semakin hancur kondisi dari hati ini, kalau sudah begini kita harus mencari dengan sabar dan tekun satu demi satu apa yang terjadi di dalam hati ini, apa yang membuatnya error, bagaimana memperbaiki bug-nya sehingga bisa berjalan normal kembali. Ketika di lawan dengan kesabaran, rasanya hati ini akan luluh dan bisa di kendalikan lagi seperti dari awal.

Hati ini ibarat bahasa pemograman yang kita buat, ketika kita menulisnya dari awal dan penuh teliti mudah rasanya membuatnya. Memperbaiki kerusakan, bug, atau errorpun kalau jumlah skripnya tidak banyak maka akan lebih cepat untuk memperbaiki. Tetapi ketika ada ribuan baris dan semuanya mengindikasikan terjadi error, hal pertama yang harus dilakukan adalah bersabar kemudian dengan tekun memilah-milah mana yang menjad penyebab error. Karena teknologi juga mempunyai hati.

 


ALAM

blogger and founder @plat_m, think about Indonesia, act in Madura, studying smart city, community developer, @limaura_'s husband | E: nurwahyualamsyah@gmail.com | LINE: @wahyualam

0 Comments

Berikan Komentar

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.