Mengintip 13 Destinasi Wisata Surabaya
Surabaya kota pahlawan. Di kota ini ribuan pahlawan bersemayam. Tubuh mereka melebur jadi satu dengan tanah Surabaya. Bagi seorang pahlawan sejati, tulisan nama di batu nisan tidak penting. Baginya, harga diri bangsa dan negara adalah hal yang paling utama. Bahkan lebih penting daripada nyawa yang melekat dalam diri. Selamat datang di Surabaya, kota para pejuang!
Tak butuh lama untukku bisa menyeberang ke Surabaya dari Madura. Hanya butuh waktu lima menit untuk melintasi jembatan Suramadu. Setengah jam jika menaiki ferry menyeberangi selat Madura. Kalau dihitung, Surabaya merupakan kota kedua yang paling sering aku singgahi setelah Bangkalan. Namun pengetahuanku tentang tempat wisata di Surabaya sebanyak jumlah jari di tangan dan kakiku.
Kesempatan mengenal lebih dekat dengan Surabaya terbuka ketika menghadiri acara Blogger Meet Up & City Tour with Green Metro Car di G-Suites Hotel Surabaya
Setelah memasang aplikasi dan memesan mobil melalui Green Metro Car, aku bersama mbak Merry dan Pak Triyono –pengemudi mobil- meluncur mengintip 13 destinasi wisata Surabaya. Kami menamakan diri HOTSby.
HOTSby diberi tantangan untuk datang ke 13 destinasi wisata yang berbeda di Surabaya. Selain itu, kami diwajibkan berfoto dengan latar landmark 13 destinasi, sehingga nantinya terkumpul 13 huruf yang membentuk kalimat: G-R-E-E-N-M-E-T-R-O-C-A-R.
13 daftar destinasi wisata Surabaya sudah kami tentukan. Kami sudah masuk ke dalam mobil Avanza silver dengan pengemudi pak Triyono. Begitu kami menyebutkan patung Jalasveva Jayamahe, sejurus kemudian pak Triyono membuka Google Maps seolah sudah siap dengan ponsel pintarnya, ia menyebutkan Jalasveva Jayamahe menggunakan Google-Voice-Recognizer. Terlihat di layar peta yang menunjukkan arah ke monumen Jalaveva Jayamahe terlihat. Ponsel diletakkan di atas dasbor mobil agar mudah dilihat. Pak Triyono menghidupkan mobil dan memulai petualangan!
Baru kali ini, pengalaman menarik itu tersaji. Memesan mobil, menghubungi driver, dan diantar ke tempat wisata oleh pengemudi dengan bantuan ponsel pintar di depannya. Semuanya dilakukan dengan bantuan teknologi. Keren coy!
Sebuah gapura besar bertuliskan Komando Armada Indonesia Timur (KOARMATIM) terpampang di depan. Kami disambut seorang penjaga, dari hasil diskusi, kami harus melewati pintu sebelah barat. Kami putar balik. Sayang, saat di pintu sebelah barat, kami tidak diijinkan masuk, karena ternyata monuman Jalasveva Jayamahe tidak buka saat hari libur. Niat untuk selfie dengan latar monumen yang menjadi salah satu ikon Surabaya itu menguap begitu saja. Kami melanjutkan perjalanan ke arah paling utara Surabaya: Tanjung Perak!
G: Kalimas, Tempat Kapal Ekspedisi Antar Pulau.
Tempat ini hasil dari spontanitas Pak Triyono yang langsung membelokkan mobil menuju kawasan industri pengiriman barang dalam skala besar. Benar, kami masuk ke kawasan Kalimas yang merupakan tempat berkumpulkan kapal-kapal pengantar barang ke beberapa pulau di Indonesia. Terlihat beberapa kapal besar terparkir begitu saja. Kami berfoto membentuk huruf “G†di tempat ini.
Kami kebingungan bagaimana membentuk huruf G. Awalnya kami hanya menggunakan medium kertas. Tapi Pak Triyono membantu dan memberikan ide untuk membentuk huruf G. Jadilah foto pertama kami. Ini adalah awal dari sebuah petualangan seru di Surabaya.
R: Pelabuhan Ujung, Pintu Masuk Kedua ke Madura Setelah Suramadu.
Lanjut berburu huruf kedua. Sekitar 500 meter ke utara Kalimas, kami sudah masuk dalam kawasan Tanjung Perak dan Pelabuhan Ujung. Tanjung Perak adalah tempat sandarnya kapal-kapal besar antar pulau, sedangkan pelabuhan Ujung adalah tempat sandarnya kapal ferry yang melayani penyebrangan Ujung – Kamal, Madura.
Saya berfoto membentuk huruf R dengan latar gedung Syahbandar yang khas. Gedung ini berada di sisi barat pelabuhan ujung. Membentuk garis lurus dengan monumen Jalasveva Jayamahe.
E: Pura Jagad Karana, Berkunjung di saat Hari Raya Nyepi
Tempat wisata yang terdekat dari Tanjung Perak adalah Pura Jaga Karana. Aku belum pernah dengar sebelumnya tentang tempat ini. Ini adalah pertama kalinya aku mengunjungi tempat ini. Selalu ada hal yang istimewa ketika pertama kali melakukan sesuatu.
Karena kami datang bertepatan dengan hari raya Nyepi, maka kondisi Pura menjadi sangat sepi. Terlihat petugas tertidur diposnya. Bibir mobil yang sudah masuk ke area Pura kami mundurkan, tim HOTSby tidak mau suara mobil mengganggu ibadah mereka. Kami parkir di depan Pura dan melakukan sesi pemotretan. Kali ini kami membuat huruf E.
E: House of Sampoerna, Menguak Sejarah Panjang Sampoerna.
Tim HOTSby melanjutkan perjalanan menuju House of Sampoerna. Ini kali kedua aku datang ke tempat in. Musiumnya bersih dan bangunannya bergaya Eropa dengan suasana tempo dulu yang begitu kental. Ketika masuk ke dalam musium ini, bau tembakau akan menjalar ke indera pencium setiap pengunjung.
Di dalamnya terdapat beberapa barang bersejarah bagaimana Sampoerna membangun perusahaan rokok sehingga bisa menjadi besar seperti sekarang. Di dalam musium ini tim HOTSby membuat foto dengan membentuk huruf E.
N: Internatio Art-deco Building, Gedung Peninggalan Belanda yang Berganti Menjadi Hotel.
Kami sempat kesulitan mencari gedung ini. Ternyata sekarang gedung ini sudah beralih fungsi menjadi sebuah hotel. Letaknya berada di barat Jembatan Merah berhadapan langsung dengan Jembatan Merah Plaza.
Arsitektur Eropa masih begitu kentara terlihat dari kejauhan. Kami tidak mau ketinggalan momen, kami berfoto membentuk huruf N di sini. Di semua tempat, tim HOTSby selalu mengusahakan tidak berfoto di lantai. Kami akan memotret dengan latar landmark masing-masing tempat wisata. [berikutnya]
2 Comments
berrianam · May 15, 2015 at 17:17
semoga menang