Kolaborasi #MenduniakanMadura

Published by ALAM on

plat-m-menduniakan-madura-besama-bpws

Ini adalah bagian kedua dari behind the scene Menduniakan Madura. Bagian pertama bisa dibaca di sini.

BPWS meminta untuk mengeksplorasi jejak-jejak pembangunan BPWS di semua kabupaten di Madura. Tidak banyak yang mengetahui apa saja yang dikerjakan oleh BPWS selama ini. Padahal BPWS sudah melakukan banyak hal di beberapa titik strategis di Madura. Memang wilayah yang menjadi tanggung jawab BPWS adalah Surabaya dan Madura. Namun, Pemkot Surabaya meminta agar proses pembangunan di Surabaya mereka tangani sendiri. Maka sejak itu, BPWS hanya berfokus pada pembangunan di Madura.

Jika dilihat lagi, banyak sekali jejak-jejak pembangunan BPWS di Madura. Baik yang sudah, sedang dan akan dikerjakan.

Acara #MenduniakanMadura mengundang blogger untuk mengelilingi Madura, menapaki jejak-jejak pembangunan BPWS selama empat hari tiga malam. Konsep utama acara ini adalah tidak ada penginapan ataupun hotel. Selain itu, semua blogger dari seluruh Indonesia yang terpilih datang ke Madura dengan biaya transportasi pribadi.

Menghilangkan hotel sebagai tempat penginapan, akan mengajak blogger bercengkerama dan hidup membaur dengan warga setempat. Konsep ini seperti rencana tindak lanjut dari pelatihan desa wisata yang baru saja kelar diselengarakan BPWS. Kami ingin berkolaborasi dengan destinasi-destinasi yang nantinya dapat dijadikan sebagai desa wisata. Maka beberapa tempat pun terpikirkan untuk dijadikan penginapan untuk peserta.

Dengan pertimbangan mobilitas, adanya jejak BPWS dan kemudahan akses, maka Sampang, Sumenep dan Bangkalan diputuskan untuk menjadi tempat menginap. Hutan kera nepa di Sampang, Pulau Giliyang di Sumenep dan Kecamatan Kwanyar di Bangkalan. Khusus di Kwanyar, hal terbesar yang mempengaruhi keputusan kami adalah aksesnya dekat Surabaya dan adanya local fixer yang sangat bersemangat membangun wilayahnya. Semangat Sahid, putra asli Kwanyar, yang kami kenal saat pelatihan desa wisata menjadi salah satu pertimbangan kami. Setelah tempat menginap, kami kemudian harus memulai berpikir untuk berkolaborasi dengan SKPD terkait.

BPWS selalu menekankan kolaborasi dengan pihak terkait dalam setiap programnya. Tak semata-mata bekerja sendiri, tanpa permisi apalagi sembarangan merencanakan dan membangun wilayah Madura.

Sebagai komunitas yang berpusat di Bangkalan, Plat-M cukup kesulitan berkolaborasi dengan dinas-dinas terkait di Madura. Namun karena salah satu agenda malam hari kami adalah sarasehan bersama warga dan SKPD terkait, maka kami harus siap mengkondisikan semuanya.

Kami pun ingat janji petinggi Kapolres se-Madura. Mereka mengatakan siap membantu pengawalan jika ada kegiatan mempromosikan wisata Madura. Kami menagih janji mereka dan dengan sangat cepat tak berbelit-belit, Polres seluruh Madura berkomitmen mendukung acara #MenduniakanMadura ini.

Inilah pekerjaan terbesar kami sebenarnya: menghubungkan dan berkolaborasi dengan semua destinasi di empat kabupaten berbeda, SKPD terkait, mengakomodir permintaan BPWS, pengawalan dari Polres se-Madura hingga memberi kepastian informasi kepada peserta dari seluruh Indonesia. Sungguh mengagumkan!

Pekerjaan besar tersebut kami pisah menjadi dua divisi, global fixer dan local fixer.

Global fixer memastikan semua peserta mendapatkan informasi pasti tentang acara. Mereka butuh kepastian agar tidak ragu untuk membeli tiket. Ini hubungannya dengan kesiapan acara, kedatangan dan kepulangan. Anam dan Sayadi bertugas sebagai global fixer. Anam memastikan semua pertanyaan dari peserta terjawab, memastikan proses penjemputan dan kepulangan, sedangkan Sayadi bertugas memberikan informasi melalui newsletter yang dikirim secara periodik ke email peserta.

Local fixer aku pasrahkan kepada Vicky. Ia mempunyai koneksi kepada Asidewi (Asosiasi Desa Wisata Indonesia) Madura Raya, Asprim (Asosiasi Pelaku Pariwisata Madura) dan Kapolres se-Madura. Dengan dua gawai canggihnya, Vicky hanya butuh menekan tombol ‘panggil’ untuk memastikan semuanya. Bahkan untuk menghubungi sekelas Kapolres, ia dapat menelpon dari mobil dan memastikan semuanya telah dikonfirmasi. Vicky bertanggung jawab memastikan hal-hal yang berhubungan dengan Madura. Mulai dari destinasi tempat menginap, pengawalan Kapolres hingga mengantarkan undangan ke SKPD.

Kemudian menjadi tanggung jawabku, mendeliver kepastian kolaborasi dari global fixer dan local fixer ke BPWS maupun ke anggota Plat-M sebagai panitia pelaksana teknis.

Kenyataan kolaborasi di lapangan tak semudah merancang konsepnya. Ada saja hal yang terlewatkan atau bahkan terlupa. Salah satunya adalah kami gagal memastikan dan berkolaborasi dengan Kepala Desa Batioh di Banyuates, Sampang. Meski sebenarnya kami sudah memasrahkan kepada local fixer di Hutan Kera Nepa untuk menghubungi kepala desa. Tapi mungkin ia terlalu sibuk dan riweh, sehingga lupa memberi tahu Kepala Desa. Akhirnya kami sendiri harus turun tangan datang ke kediaman Kepala Desa. Meminta izin dan mengundang beliau untuk datang ke acara dua jam sebelum acara sarasehan dimulai.

Keterbatasan waktu juga membuat kami lupa meminta nomor kontak SKPD terkait. Kami hanya mengantarkan undangan tanpa ingat harus menghubungi siapa. Kemudian terjadilah sedikit kepanikan ketika Kadiv Promosi BPWS ingin datang ke tempat menginap blogger di Sampang. Artinya SKPD terkait harus ikut dan kami tidak tahu harus menghubungi siapa. Dengan segala upaya, akhirnya kami mendapatkan kontak Bappeda Sampang. Seketika kami telpon dan meminta untuk hadir ke tempat acara, dan semua itu terjadi pada di hari-H. Di tengah kesibukan menjamu teman-teman blogger se-Indonesia yang sedang bercengkerama satu sama lain.

Salah satu poin besar dalam berkolaborasi itu tentang percaya dan pasrah. Ketika sudah mempercayai dan memasrahkan suatu hal kepada orang lain, maka seharusnya kita tak boleh menginterupsinya. Memberikan kepercayaan sepenuhnya akan memberikan nilai dan pembelajaran yang lebih baik.

Kami mempercayai dan memasrahi kepada Mas Sahid untuk mempersiapkan segala sesuatunya di Kwanyar. Ia petugas kecamatan yang sangat aktif. Kami pun sudah mensurvei tempat yang akan digunakan. Semuanya sepertinya berjalan normal. Bahkan warga setempat seperti sangat menantikan kedatangan kami. Namun H-1 kedatangan kami ke Kwanyar, kami mendapatkan informasi tempat akan dipindahkan dari desa wisata ke Desa Mas Sahid karena adanya gejolak dan penolakan dari warga setempat. Kami tetap tenang, tak ada menyalahkan, kami percaya dan pasrah kepada dia. Kami yakin apa yang diusahakannya, pasti yang terbaik untuk kita. Namun entah bagaimana ceritanya, pada saat kami datang ke Kwanyar, kami tetap datang ke desa wisata yang kemarin disurvei. Artinya tidak ada perubahan. Aku yakin, Mas Sahid dan pemuda setempat bekerja keras meyakinkan warga Desa Ketetang.

Memang terkadang, transformasi ke arah lebih baik itu harus ada gejolak dan penolakan. Karena hidup ini tak akan menarik jika selalu diwarnai dengan kemudahan-kemudahan.

Berkolaborasi dengan semua unsur dalam dua pulau, empat kabupaten, empat Kapolres, tiga SKPD, satu sponsor utama memberikan pengalaman baru bagi Plat-M sebagai komunitas yang dibangun dari NOL BESAR.

Bersambung ke konsep…


ALAM

blogger and founder @plat_m, think about Indonesia, act in Madura, studying smart city, community developer, @limaura_'s husband | E: nurwahyualamsyah@gmail.com | LINE: @wahyualam

12 Comments

hanifandy · December 6, 2016 at 00:12

sangat berterimakasih untuk mas wahyu dkk Plat M. semoga acaranya barokah dan apa yg dicita2kan pariwisata madura segera cpt terwujud. Terimakasih sudah diundang 🙂

hanif insanwisata

Uniek Kaswarganti · December 3, 2016 at 17:45

Nggak nyangka lho mas ternyata ada gejolak2 di balik pelaksanaan #MenduniakanMadura kemarin. Luar biasa nih semua panitia.

jullev · December 2, 2016 at 16:00

Keren…. Alhamdulillah Plat-M semakin besar, semoga dengan semakin besarnya Plat-M membuat komunitas ini dapat membawa nama madura ke arah yg lebih positif

Kang Pardi · December 2, 2016 at 00:14

Salut. pengamalan yang tak terlupakan selama mengikuti acara #menduniakanMadura bersama #jejakBPWS … Sampai jumpa tahun depan. salam.

Kang Pardi · December 2, 2016 at 00:09

keren, persiapan yang sangat matang dan koordinasi tim begitu mantab. Sukses selalu Plat M. Saya nantikan acara selanjutnya.

ndop · November 30, 2016 at 16:04

Terharu bacanyaa.. Kalian kakak kaka Plat M memang luar biasaaa!

Makasih sudah dilolosin ikut acara ini. Sangat membuka wawasanku selama ini yg salah tentang masyarakat Madura yg menurutku galak galak dan kaku, eh ternyata sangat hangat, lucu dan menyenangkan..

ndop · November 30, 2016 at 16:01

Aku terharu bacanya. Kakak kakak Plat M LUWAR BIYASSAH!

Terimakasih tak terkira kepada kak Wahyu Alam telah meloloskan diriku untuk ikut acara luar biasa ini.

niyasyah · November 30, 2016 at 14:26

kalian keren! semoga sukses selalu plat-m!

deteksi · November 30, 2016 at 07:19

luar biasa mengharukan bro!

virmansyah · November 30, 2016 at 07:04

Salut sama kerja keras temen2 plat-m kemarin, semoga acara kemarin selain bisa mengangkat potensi Madura juga bisa menjadikan trigger untuk kita semua baik komunitas blogger maupun individu bahwa kita juga punya tanggung jawab untuk mengembangkan potensi daerah masing2. Matur suwun Plat-M, BPWS, dan seluruh pihak terkait.

dian · November 30, 2016 at 06:22

Luar biasaaaa….yang diselenggarakan teman2 memang bukan pekerjaan mudah..dengan sdm yang tidak banyak..kegiatannya tergolong sukses laj yawww…bravo platm

Menduniakan Madura : Mimpi Lama yang akhirnya terjadi juga | Setiyawanjullev's Blog · December 5, 2016 at 15:37

[…] yang dihadapi oleh teman-teman plat-m seperti yang telah diceritakan oleh wahyu alam dalam catatannya  tetapi tidak pernah menyurutkan semangat teman-teman dalam berjuang untuk membawa nama madura […]

Berikan Komentar

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.